JAKARTA, KOMPAS.com - Semakin dekat menuju hari pencoblosan Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, para calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) kian gencar adu program dan gagasan.
Tak jarang, program dan gagasan yang diusung salah satu pasangan capres-cawapres dikritisi oleh capres-cawapres lainnya.
Belakangan, program makan siang gratis yang dijanjikan oleh capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, disentil oleh capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Kubu Ganjar-Mahfud mempertanyakan tujuan dari program yang disebut bakal menelan anggaran fantastis tersebut. Sementara, menurut Prabowo-Gibran, makan siang gratis penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Janji makan siang dan susu gratis telah digembar-gemborkan sebagai program unggulan Prabowo-Gibran sejak lama. Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Hashim Djojohadikusumo, menyebut bahwa program ini merupakan obsesi Prabowo sejak lama.
"Ini semata-mata idenya Prabowo sejak tahun 2006. Saya bersaksi, Prabowo ini terobsesi, setiap kali saya ketemu dia, hampir setiap kali dia bicara gizi, gizi, gizi, susu, ikan, kacang ijo, makanan gratis. Prabowo terobsesi," kata Hashim di Jakarta, Rabu (20/12/2023).
Baca juga: Sentil Program Makan Siang Prabowo-Gibran, Mahfud Prospeknya Apa?
Jika Prabowo-Gibran terpilih sebagai presiden dan wakil presiden selanjutnya, kata Hashim, program makan siang gratis akan langsung dimulai. Katanya, program ini bakal menyasar sedikitnya 82,9 juta anak Indonesia, termasuk usia belum sekolah.
"Tiap hari nih kita akan berikan makanan gratis untuk 82,9 juta jiwa minimal, minimal,” ucap dia.
Untuk merealisasikan program tersebut, Hashim menyebut, dibutuhkan dana sekitar Rp 450 triliun per tahun. Jumlah itu jauh lebih tinggi daripada anggaran pertahanan di Indonesia.
"Pak Prabowo menganggap ini sangat penting sekali, begitu penting, dana ini 3 kali anggaran pertahanan dan TNI setiap tahun, 3 kali lebih anggaran TNI dan Pertahanan, (hanya) Rp 137 triliun. Dan program untuk makanan gratis Rp 450 triliun," ujar Hashim.
Hashim mengeklaim, pendanaan program makan siang gratis tidak akan mengurangi anggaran program bantuan sosial (bansos). Meski tak merinci detailnya, ia menyebut bahwa program ini akan didanai menggunakan anggaran baru.
"Saya bisa katakan karena saya ikut tim pakar, dana ada dan bakal ada, dan ini bukan dari anggaran bansos, aliran bansos. Yang 500 triliun tahun depan itu tetap bansos, kita tidak akan ambil uang bansos untuk ini," katanya.
Baru-baru ini, cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, mempertanyakan prospek dari program makan siang gratis yang dijanjikan Prabowo-Gibran. Ia menilai, program yang menelan anggaran fantastis tersebut tak jelas tujuannya.
"Begini, kalau makan siang gratis itu baguslah, tetapi prospeknya apa?," kata Mahfud saat ditemui di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (30/12/2023).
Baca juga: TKN Prabowo-Gibran: Program Makan Siang Gratis Kurangi Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi
Mahfud lantas menyebut, dirinya dan Ganjar memiliki program gastronomi untuk memastikan rakyat mengonsumsi makanan sehat. Ketimbang makan siang gratis, program ini diyakini bakal lebih memberdayakan masyarakat.