JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin tak menampik anggapan sejumlah pihak yang menyebut bahwa kasus Covid-19 naik setiap enam bulan sekali.
Dia menduga, siklus kenaikan kasus enam bulanan ini berhubungan dengan imunitas tubuh masyarakat.
“Memang kita lihat ada puncak dan ada puncaknya enam bulan. Saya rasa itu lebih ke imunitas sistemnya kita, itu hipotesa saya,” kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Kementerian Kesehatan RI, dikutip Selasa (26/12/2023).
Budi menjelaskan, efikasi vaksin Covid-19 akan menurun dalam enam bulan. Hal ini menyebabkan imunitas tubuh terhadap virus corona ikut melemah.
Oleh karenanya, Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menganjurkan supaya vaksinasi Covid-19 dilakulan setiap enam bulan sekali.
“Itu sebabnya ada logikanya juga kenapa setiap enam bulan (kasus Covid-19) naik. Orang-orang yang tadinya relatif lebih kebal, kemudian dia bisa terkena kembali,” ujar Budi.
Baca juga: Menkes Prediksi Puncak Kenaikan Kasus Covid-19 Terjadi pada Januari 2024
Menurut Budi, ini situasi yang wajar. Sebagaimana influenza yang dapat menyerang ketika tubuh sedang tidak fit, Covid-19 juga bisa menjangkit tubuh yang imunitasnya lemah.
“Selama kita masih antibodinya masih ada sisa yang imunisasi dulu, kalau toh kita kena, enggak usah masuk ke rumah sakit,” ujarnya.
Budi pun mengimbau masyarakat yang belum vaksin Covid-19 untuk segera vaksinasi. Katanya, pemerintah masih memiliki 2 juta dosis vaksin.
Ia mengaku paham bahwa situasi endemi Covid-19 menurunkan keinginan masyarakat untuk vaksinasi. Namun, Budi tetap berharap masyarakat sadar akan pentingnya vaksin.
“Mungkin yang sekarang vaksinnya masih ada, dicari aja di Puskesmas-Puskesmas untuk bisa mendapatkan vaksin tambahan. Setidaknya itu kan bisa mengurangi keparahan kalau nanti kita terkena dan mempercepat kesembuhan,” ujarnya.
Budi mengingatkan bahwa belakangan kasus Covid-19 kembali mengalami kenaikan.
Mengutip data terbaru Kemenkes, ada 453 kasus harian dan 2.761 kasus aktif Covid-19.
Namun, dia menyebut, jumlah kasus aktif ini masih di bawah level satu pandemi virus corona yang ditetapkan oleh WHO. Level satu pandemi menurut WHO yakni 56.000 kasus aktif per minggu.
Budi juga mengatakan, tingkat keparahan pasien Covid-19 minim, terbukti dari rendahnya bed occupancy rate (BOR) atau persentase pemakaian tempat tidur di rumah sakit akibat kasus Covid-19.