Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heru Susetyo
Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Associate Professor @Fakultas Hukum Universitas Indonesia/ Sekjen Asosiasi Pengajar Viktimologi Indonesia/ Pendiri Masyarakat Viktimologi Indonesia/ Anggota Dewan Riset Daerah DKI Jaya 2018 - 2022

Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa dan Peran Kampus

Kompas.com - 26/12/2023, 15:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Jika Anda merasa depresi dan mulai berpikir untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke tenaga profesional, seperti psikolog atau psikiater.

SEORANG mahasiswa asal Bali yang kuliah di Yogyakarta, berinisial PPR (20) diduga mengakhiri hidupnya di kamar kos, kawasan Nglaren, Condongcatur, Depok, Sleman.

Ia ditemukan dalam posisi leher dililit tali rafia yang diikat di paku tembok kamar kos, Sabtu (23/12/2023) pagi.

Kapolsek Depok Timur menyebutkan bahwa terdapat kertas dengan tulisan dengan bahasa Inggris yang isinya “ucapan terima kasih dan sampai ketemu di kemudian hari”. Motif sementara adalah masalah asmara (Tribunnews, 24/12/2023).

Di Malang, eks Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) berinisial LD loncat dari lantai 12 gedung fakultas ilmu komputer (FILKOM) dan diketemukan tewas pada 14 Desember 2023.

Di Surabaya, mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga Surabaya berinisial CA (21) diduga mengakhiri hidupnya dengan menghirup zat beracun di dalam mobilnya di Sidoarjo pada 5 November 2023.

Di Semarang, NJW (20) mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) melompat dari lantai 4 Mal Paragon Semarang hingga tewas pada 10 Oktober 2023.

Di Yogyakarta, seorang mahasiswa FISIPOL UGM berinisial TSR meloncat hingga tewas dari lantai 11 hotel di Sleman pada 8 Oktober 2023.

Masih di Yogyakarta, SMQF (18) mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melompat dari lantai 4 gedung Unires UMY hingga tewas pada 2 Oktober 2023.

Di Jakarta, MPD (21) mahasiswi S1 FISIP Universitas Indonesia (UI) mengakhiri hidupnya dengan meloncat dari lantai 18 salah satu apartemen di bilangan Jakarta Selatan, pada 8 Maret 2023. MPD akan wisuda program sarjana tiga hari kemudian, yaitu pada 11 Maret 2023.

Kasus serupa terjadi di belahan timur Indonesia. Kompas.id (31/10/2023) melaporkan bahwa di Nusa Tenggara Timur (NTT) selama Oktober 2023, tiga mahasiswa dari perguruan tinggi berbeda di NTT bunuh diri.

Para korban adalah mahasiswa semester atas yang tidak lama lagi diwisuda.

Pada Senin (30/10/2023), seorang mahasiswa Universitas Widya Mandira, Kupang, berinisial ARD (24) dari Adonara ditemukan tewas di kamar indekosnya di Kelurahan Penfui Timur, Kota Kupang. Ia meninggal dengan cara gantung diri.

Seminggu sebelumnya, pada Senin (23/10/2023), seorang mahasiswi Politeknik Kesehatan Negeri Kupang, AL (26) asal Sumba Timur, melompat dari Jembatan Liliba Kota Kupang.

Korban adalah mahasiswi diploma tiga keperawatan. Ia mengajak kedua orangtua dari Sumba dengan alasan mengikuti wisuda dirinya.

Namun, sebenarnya korban belum wisuda karena beberapa tugas belum rampung dan terancam drop out.

Kasus ketiga, seorang mahasiswi di Ruteng, R (24) asal Manggarai, tewas bunuh diri awal Oktober 2023, dengan cara gantung diri di kamar mandi. Kasus ini tidak banyak diketahui publik. Diduga, korban bunuh diri karena masalah asmara.

Data kepolisian RI pada Januari-Juli 2023 mencatat ada 663 kasus bunuh diri atau tiga kasus setiap harinya.

Dibandingkan periode sama pada 2022, jumlah kasus bunuh diri naik 36,4 persen. Kasus terbanyak ada di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi prevalensi bunuh diri di Indonesia mencapai 2,6 per 100.000 penduduk atau termasuk rendah.

Perkiraan ini dibuat karena Indonesia tidak melaporkan angka bunuh diri yang telah terjadi. Dengan jumlah penduduk mencapai 270 juta, maka diperkirakan ada 7000 kasus bunuh diri setiap tahun-nya (Wahyudi, Kompas.id, 15/10/2023).

Penelitian dari Sanderson Onie, et.al (2023) mengonfirmasi asumsi tersebut. Indonesia belum secara resmi melaporkan tingkat bunuh diri warga negaranya.

WHO memperkirakan tingkat bunuh diri yang rendah di Indonesia (2,6/100.000). WHO telah mengklasifikasikan data tersebut berkualitas rendah, tetapi terlanjur diklaim sebagai data resmi. Juga, banyak kasus bunuh diri yang tidak dilaporkan.

Investigasi dari Onie, et.al (2023) juga mengungkapkan tentang peran dari keluarga ‘pelaku bunuh diri’ untuk menyembunyikan fakta bahwa telah terjadi bunuh diri dari anggota keluarganya. Hal ini dilakukan karena kekhawatiran akan stigma dan didera rasa malu.

Tidak jarang pihak keluarga juga memengaruhi pihak dokter atau polisi untuk tidak mencatat kematian anggota keluarga mereka sebagai bunuh diri.

Selanjutnya Onie, et.al (2023) mengungkapkan bahwa di antara para profesional kesehatan, bahkan tanpa adanya permintaan apa pun, ada aturan tidak tertulis untuk tidak menyebutkan peristiwa kematian terentu sebagai ‘bunuh diri’ karena menganggapnya sebagai suatu pelaporan yang tabu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com