Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar: Saya Bersama Pak Mahfud Tidak Ada Beban Masa Lalu

Kompas.com - 16/12/2023, 17:06 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyebut bahwa dirinya dan calon wakil presiden (cawapres) pendampingnya, Mahfud MD tak punya beban masa lalu dan tersangkut isu politik SARA (suku, agama, ras, antargolongan).

Hal ini disampaikan Ganjar saat berkonsolidasi dengan Tim Pemenangan Cabang Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (16/12/2023) sore.

Awalnya, Ganjar selesai memaparkan tentang solusi memberikan lapangan kerja bagi warga Kota Bekasi yang identik dengan kota industri.

Ganjar lantas menawarkan solusi menjembatani bagi anak-anak muda lewat pendidikan dan industri. Ia berjanji akan memperbanyak sekolah vokasi.

"Itu nanti bapak ibu. Dan masih banyak sekali program," ujar Ganjar di hadapan tim pemenangan.

Baca juga: Buka Turnamen Olahraga di Bekasi, Ganjar: Dalam Politik Butuh Peran Serta Anak Muda

Setelahnya, Ganjar mengatakan bahwa dirinya dan Mahfud tidak ada beban masa lalu untuk maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Alhamdulillah, saya bersama Pak Mahfud, Alhamdulillah, kita tidak ada beban masa lalu," kata Ganjar disambut tepuk tangan hadirin.

Pernyataan itu juga disampaikan Ganjar di hadapan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo yang hadir mendampingi.

Tak sampai situ, politikus PDI-P ini mengaku bahwa ia tidak tersangkut isu politik SARA dengan pemilu sebelumnya.

"Kita tidak mengalami isu-isu politik SARA, karena yang kita pegang adalah Pancasila, hidup di dunia yang memang berbeda-beda dan Indonesia sudah punya nilai yang kita pegang, Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya.

Baca juga: Tanggapi Video Prabowo Sebut Ndasmu Etik, Ganjar: Masyarakat Bisa Menilai

Oleh sebab itu, Ganjar melihat dua hal tersebut menjadi nilai terpenting jika seseorang ingin mendukung dirinya dan Mahfud MD.

"Ilmu ini adalah ideologis bahwa siapa pun yang mendukung Ganjar-Mahfud, tidak bisa ditawar," katanya.

Lebih lanjut, Ganjar bercerita bahwa dirinya pernah ditanya mengapa berkunjung ke tempat-tempat di Indonesia yang diyakini tidak memiliki suara kuat dalam Pemilu.

"Maka ketika bertemu di pelosok-pelosok daerah di Indonesia, saya ditanya, 'ngapain Pak Ganjar jauh jauh? Ngapain Pak Ganjar ke tempat yang terpencil dan suaranya sangat sedikit', gitu katanya,' ujarnya.

Menurut Ganjar, dirinya harus berkunjung ke daerah-daerah terpencil karena memang harus bertemu dengan masyarakat pinggiran.

"Karena saya ingin mendengarkan secara langsung dari mereka yang terpinggir, dari mereka yang minoritas, dari mereka yang kesulitan menyampaikan pendapatnya," kata Ganjar.

Baca juga: Tanggapi Kaesang yang Bingung, Ganjar: Politisi Harus Bisa Merespons dengan Baik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com