KAMPANYE dan debat dalam pilpres harus diberi makna, sehingga bukan hanya persentuhan simbolik, tapi menjadi ajang membangun komitmen politik antara para kandidat dengan khalayak atau pemilih.
Itu sebabnya pilpres memerlukan adanya pertarungan gagasan, konsep, dan narasi antarkontestan.
Adapun sebagai strategi atau bagian dari kampanye kreatif, gimmick, dan hiburan boleh saja, menjadi selingan selama yang substansi tidak ditanggalkan.
Kampanye dan debat harus dapat dimanfaatkan oleh calon pemimpin untuk memberikan kisi-kisi kemana bangsa ini akan dibawa, atau ‘telos’ yang akan dituju.
Kandidat capres dan cawapres tidak kemudian hanya pragmatis, menyesuaikan diri dengan selera hiburan, hura-hura, dan selebrasi dari sebagian kalangan pemilih demi meraih dukungan elektoral.
Masa kampanye dan forum dialogis mestinya selain untuk sosialisasi gagasan dan visi-misi kontestan pilpres, juga adalah momentum penting bagi dilakukannya pendidikan politik kepada warga.
Gagasan yang disampaikan atau dikemukakan oleh capres maupun cawapres sejatinya adalah muatan yang dapat mencerahkan serta memberikan wawasan dan pengetahuan tersendiri bagi khalayak.
Kenyataannya, yang tersaji sejauh ini, perlu diberi dikritik. Sehingga gagasan, di antaranya melalui pidato-pidato politik lebih dipentingkan dan kemudian dipastikan pesannya tersampaikan kepada pemilih ketimbang gimmick untuk mengejar insentif elektoral.
Prabowo Subianto, misalnya, terkesan menurunkan proporsi penyampaian gagasan. Itu terlihat setidaknya dalam sejumlah pertemuan atau agenda kampanyenya yang kerap mengajak joget atau mendengarkan musik daripada mendengar pidato.
Seperti saat deklarasi Relawan Matahari Pagi di Jalan Kertanegara IV, Jakarta, Sabtu, 18 November 2023. Di depan para relawan, Prabowo sampaikan,"Eh, daripada dengar saya pidato mendingan joget”.
Berikutnya di depan warga Cilincing, Jumat, 8 Desember 2023, Prabowo juga katakan,“saya kira tidak banyak bicara, kalian sudah bosan dengar terlalu banyak pidato, benar? Lebih baik dengar musik”.
Begitu pula saat di atas panggung dalam peringatan ulang tahun Partai Solidaritas Indonesia ke-9, Sabtu, 9 Desember 2023 di Stadion Jatidiri, Semarang, Prabowo mengajak ribuan peserta joget bersama.
"Kita joget saja. Bagaimana? Setuju? Kalau joget lagunya harus semangat. Mana musiknya? Kalau aku joget, Kalian joget juga ya, biar yang ngejek-ngejek, biar dia capek ngejeknya itu lho!" tandasnya (Kompas.com, Sabtu 9 Desember 2023).
Di sejumlah forum diskusi Prabowo memang terlihat berjoget. Termasuk saat debat perdana capres pun Prabowo beraksi dengan merentangkan tangan seolah menari, gaya yang juga kerap ditunjukan ketika berhadapan atau meladeni ‘doorstop’ wartawan.
Prabowo seperti terinspirasi atau hendak mengikuti dan menduplikasi gaya kampanye Ferdinand Marcos Jr, yang sukses memenangkan Pilpres 2023, di Filipina dengan gaya atau joget Bongbong-nya.