JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Gatot Eddy Pramono berharap polisi turun tangan menangani kasus dugaan peretasan data pemilih yang baru-baru ini mengemuka di situs Breach Forums.
Dia berharap, peristiwa dugaan kasus peretasan data menjadi pelajaran tentang pentingnya koordinasi antar instansi kementerian/lembaga, dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Baca juga: Menkominfo: Data KPU yang Bocor adalah Data DPT Pemilu 2024
"Kemudian tentunya peristiwa ini harus diusut tuntas siapa pelakunya. Tapi nanti dikoordinasikan teman-teman dari KPU, BSSN, Kominfo, bersama dengan kepolisian bisa mengusut tuntas dan mengetahui siapa-siapa pelakunya," kata Gatot dalam konferensi pers di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (29/11/2023).
Gatot memandang apabila pelaku sudah diketahui, kepolisian bisa membawa persoalan itu ke ranah hukum.
Namun, mantan Wakapolri ini mengingatkan agar polisi tetap mengutamakan aturan perundang-undangan yang berlaku dalam proses penyelidikan pelaku.
Ia kemudian berharap agar peristiwa peretasan data tak kembali terjadi menimpa warga negara Indonesia.
"Tentunya peristiwa ini merupakan pembelajaran buat kita semua, yang mana kerja sama dan koordinasi antara instansi terkait kementerian lembaga, agar peristiwa ini tidak terjadi lagi ke depannya," tutur Gatot.
Baca juga: Data Pemilih Diduga Bocor, KPU Didesak Segera Investigasi Internal
Sebelumnya diberitakan, seorang peretas dengan nama anonim "Jimbo" mengeklaim telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut.
"Jimbo" membagikan 500.000 data contoh yang berhasil ia peroleh melalui salah satu unggahan di situs BreachForums yang kerap digunakan untuk jual beli hasil peretasan.
Ia juga membagikan beberapa tangkapan layar dari situs web https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk meyakinkan kebenaran data yang didapatkan.
Baca juga: Data Pemilih Diduga Bocor, TPN Ganjar-Mahfud: Berisiko Adanya Intervensi Keputusan KPU
Dalam unggahan itu, "Jimbo" juga mengaku menemukan 204.807.203 data unik, jumlah yang hampir sama dengan jumlah pemilih di dalam daftar pemilih tetap (DPT) KPU RI sebanyak 204.807.203 pemilih.
Di dalam data yang "bocor" itu, "Jimbo" mendapatkan data pribadi seperti NIK, nomor KTP, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, RT, RW, sampai kode kelurahan, kecamatan, dan kabupaten, serta TPS.
Data-data itu dijual dengan harga 74.000 dollar Amerika atau sekitar Rp 1,2 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.