Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surya Paloh Nilai Indonesia Saat Ini Selaras dengan Pepatah Kekuasaan Cenderung Koruptif

Kompas.com - 11/11/2023, 17:06 WIB
Regi Pratasyah Vasudewa,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan, saat ini kondisi Indonesia selaras dengan ungkapan dari Lord Acton.

Adapun Lord Acton merupakan sejarawan dan politisi asal Inggris abad ke-19.

Ia pernah menulis soal "power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely" yang artinya kekuasaan itu cenderung koruptif dan kekuasaan yang tanpa batas juga akan korup secara tanpa batas.

Baca juga: Surya Paloh: Kita Lihat Kini Aparat Negara Melayani Kepentingan Pribadi dan Golongan

Surya Paloh mengutip perkataan Lord Acton saat menyampaikan pidato politiknya pada acara Hari Ulang Tahun ke-12 Partai Nasdem di Nasdem Tower, Sabtu (11/11/2023).

"Seorang pemikir pernah menyatakan kekuasaan adalah power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely, saya pikir ungkapan tersebut begitu berarti pada hari ini," kata Paloh, Nasdem Tower, Gondangdia, Sabtu (11/11/2023).

Dia mengatakan, penyelewengan sudah hampir masif terjadi di semua level.  Penyelewengan dari falsafah Pancasila ini, kata dia, memprihatinkan.

"Awalnya kita melihat segala bentuk penyelewengan hanya berada di level tertentu, namun semakin ke sini kita semakin menyaksikan hampir di semua level gejala seperti itu sedemikian memprihatinkan," ucap Paloh. 

"Negeri kita ini mau tidak mau, suka atau tidak suka telah menimbulkan keprihatinan yang luar biasa terhadap kita semuanya warga negara bangsa ini," kata dia.

Namun, Paloh tidak merinci contoh penyelewengan yang dimaksudnya itu. 

Baca juga: Anies: Pak Paloh Beri Keteladanan, Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang

Paloh juga mengungkapkan, kekuasaan yang diraih oleh pemimpin terpilih lewat mekanisme pemilihan umum nanti sedianya digunakan untuk keberlangsungan kehidupan bangsa.

"Tentunya secara baik den benar, secara sehat dan sekaligus bermartabat sebagaimana itu diamanatkan oleh konstitusi," kata Paloh. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com