Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Bela Jokowi yang Disindir PDI-P: Enggak Usah "Baper"

Kompas.com - 07/11/2023, 13:45 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily membalas tanggapan Sekretaris Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres 2024 PDI-P (TKRPP PDI-P) Deddy Yevri Sitorus yang menuding drama politik seperti sinetron justru banyak terjadi di lingkungan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ace meminta Deddy tidak terbawa perasaan atas ucapan Jokowi yang menyinggung soal drama politik beberapa waktu terakhir.

"Saya kira kita enggak usah bawa perasaan lah dan kita menduga-duga ya terhadap apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi," kata Ace ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (7/11/2023).

Baca juga: Deretan Menteri dan Wamen Jokowi yang Jadi Tim Kampanye Prabowo-Gibran

Ace berpandangan, Jokowi menyinggung soal drama politik agar semua insan politik beradu gagasan untuk Pilpres 2024, bukan saling terbawa perasaan.

"Apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi merupakan imbauan moral dari beliau, agar kita harus mengedepankan gagasan, kita harus mengedepankan pemikiran dalam konteks Pilpres 2024 nanti," jelasnya.

Untuk itu, dia memandang positif pernyataan Jokowi di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-59 Partai Golkar, kemarin.

Ace turut mengajak semua pihak untuk ikut beradu gagasan dalam kompetisi Pilpres.

Baca juga: Respons Prabowo Usai Namanya Disebut Jokowi Saat Bercerita tentang Kepemimpinan yang Kuat

"Kita ingin bahwa kompetisi pilpres ini adalah kompetisi yang dibangun berdasarkan atas pandangan-pandangan yang rasional. Begitu," tutur Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat ini.

Sebelumnya, Deddy Yevri Sitorus mengatakan, drama politik lebih banyak tercipta di lingkaran Presiden Joko Widodo.

Deddy merespons ucapan Jokowi terkait situasi politik beberapa waktu belakangan yang banyak drama seperti sinetron.

Drama itu, kata Deddy, salah satunya rentetan peristiwa yang menyangkut pengusungan putra sulung Jokowi yang juga Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres).

"Kalau menurut saya, drama itu lebih banyak terjadi di lingkungan beliau ya, mulai dari gibran maju apa tidak, kisruh soal MK," kata Deddy kepada Kompas.com, Selasa.

Drama lainnya, kata dia, Kaesang Pangarep yang menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia dalam waktu hanya dua hari setelah resmi bergabung.

Kemudian, drama itu berlanjut pada pencalonan Gibran menjadi wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan mengabulkan gugatan terkait batas usia capres dan cawapres.

"Soal ada menteri-menteri yang merasa di PHP, soal kekecewaan para budayawan, aktivis hingga pendukung Pak Jokowi," Deddy melanjutkan.

Baca juga: Saat Jokowi Sebut Nama Prabowo Usai Jelaskan Soal Kepemimpinan Nasional yang Kuat...

Adapun Jokowi mengatakan, akhir-akhir ini terlalu banyak drama sinetron yang mewarnai persiapan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Saya melihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah, terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya, terlalu banyak sinetronnya, sinetron yang kita lihat," ujar Jokowi dalam pidato pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-59 Partai Golkar di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (6/11/2023).

Padahal, menurut Jokowi, pertarungan Pilpres harus diisi dengan gagasan dan ide.

"Bukan pertarungan perasaan. Kalau yang terjadi pertarungan perasaan, repot semua kita," tutur Kepala Negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com