JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil presiden (cawapres) koalisi PDI-P, PPP, Perindo, dan Hanura, Mahfud MD, mengaku tidak terlibat dalam pembahasan visi-misi yang diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Kamis (19/10/2023) lalu.
"Saya kan baru diberi tahu (akan menjadi bakal cawapres) tanggal 17 sore. Tim (pemenangan) ini sudah lama berjalan," kata Mahfud dalam jumpa pers, Minggu (22/10/2023).
Baca juga: Ganjar-Mahfud Jalani Tes Kesehatan 9 Jam, RSPAD Bakal Serahkan Hasilnya Ke KPU
"Sehingga ketika ke KPU kemarin, saya di-brief dulu tentang visi-misinya, ternyata sangat luar biasa, bagus. Saya merasa, semua apa yang saya pikirkan selama ini tentang persoalan Indonesia (sudah termuat)," jelas dia.
Mahfud menyanjung visi-misi tersebut yang dianggap komprehensif, tak hanya menyangkut ekonomi dan investasi, tetapi juga menyangkut penataan politik dan penegakan hukum.
Ia juga menilai, visi-misi tersebut sudah memuat konsep soal pengembangan bangsa ke arah yang lebih bermartabat, merdeka, bersatu, dan berdaulat sesuai amanat konstitusi.
"Sesudah saya baca, waduh sudah hebat ini, tinggal melaksanakan," ucap Menkopolhukam itu.
Senada, bakal calon presiden Ganjar Pranowo juga mengonfirmasi bahwa visi-misi itu sudah digarap sejak dirinya dideklarasikan PDI-P maju untuk Pilpres 2024, pada 21 April 2023.
Baca juga: Mahfud MD Jadi Cawapres, Nama TPN Ganjar Pranowo Akan Diubah
"Timnya ada. Ada dari tim partai-partai yang sudah bekerja sama dan mengusung, ada semacam FGD (focus group discussion) mendapatkan masukan dari pakar-pakar, dan tentu saja kelompok masyarakat juga memberi berbagai macam masukan," jelas eks Gubernur Jawa Tengah itu dalam kesempatan yang sama.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid, menyampaikan, dokumen visi-misi itu tidak final, melainkan menjadi sebuah "living document" agar dapat terus menyerap aspirasi publik.
"Jadi kita memang ingin ini adalah proses inklusif, bahwa pemikiran-pemikiran yang ada juga kami sangat terbuka sekali," kata eks Ketua Kadin itu.
"Proses ini yang tadi Mas Ganjar mengatakan, Prof Mahfud mengatakan, kita terus mengundang expert-expert dalam bidang bidangnya dan terus akan bergulir terus sampai nanti, karena intinya adalah milik bersama nantinya," tutur Arsjad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.