Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngaku Tak Terlibat Bahas Visi-misi, Mahfud: Sudah Hebat, Tinggal Laksanakan

Kompas.com - 22/10/2023, 18:40 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil presiden (cawapres) koalisi PDI-P, PPP, Perindo, dan Hanura, Mahfud MD, mengaku tidak terlibat dalam pembahasan visi-misi yang diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Kamis (19/10/2023) lalu.

"Saya kan baru diberi tahu (akan menjadi bakal cawapres) tanggal 17 sore. Tim (pemenangan) ini sudah lama berjalan," kata Mahfud dalam jumpa pers, Minggu (22/10/2023).

Baca juga: Ganjar-Mahfud Jalani Tes Kesehatan 9 Jam, RSPAD Bakal Serahkan Hasilnya Ke KPU

"Sehingga ketika ke KPU kemarin, saya di-brief dulu tentang visi-misinya, ternyata sangat luar biasa, bagus. Saya merasa, semua apa yang saya pikirkan selama ini tentang persoalan Indonesia (sudah termuat)," jelas dia.

Mahfud menyanjung visi-misi tersebut yang dianggap komprehensif, tak hanya menyangkut ekonomi dan investasi, tetapi juga menyangkut penataan politik dan penegakan hukum.

Ia juga menilai, visi-misi tersebut sudah memuat konsep soal pengembangan bangsa ke arah yang lebih bermartabat, merdeka, bersatu, dan berdaulat sesuai amanat konstitusi.

"Sesudah saya baca, waduh sudah hebat ini, tinggal melaksanakan," ucap Menkopolhukam itu.

Senada, bakal calon presiden Ganjar Pranowo juga mengonfirmasi bahwa visi-misi itu sudah digarap sejak dirinya dideklarasikan PDI-P maju untuk Pilpres 2024, pada 21 April 2023.

Baca juga: Mahfud MD Jadi Cawapres, Nama TPN Ganjar Pranowo Akan Diubah

"Timnya ada. Ada dari tim partai-partai yang sudah bekerja sama dan mengusung, ada semacam FGD (focus group discussion) mendapatkan masukan dari pakar-pakar, dan tentu saja kelompok masyarakat juga memberi berbagai macam masukan," jelas eks Gubernur Jawa Tengah itu dalam kesempatan yang sama.

Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid, menyampaikan, dokumen visi-misi itu tidak final, melainkan menjadi sebuah "living document" agar dapat terus menyerap aspirasi publik.

"Jadi kita memang ingin ini adalah proses inklusif, bahwa pemikiran-pemikiran yang ada juga kami sangat terbuka sekali," kata eks Ketua Kadin itu.

"Proses ini yang tadi Mas Ganjar mengatakan, Prof Mahfud mengatakan, kita terus mengundang expert-expert dalam bidang bidangnya dan terus akan bergulir terus sampai nanti, karena intinya adalah milik bersama nantinya," tutur Arsjad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com