Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Freddy Budiman Awalnya Napi Kasus Kejahatan Jalanan, Masuk Lapas Jadi Bandar Besar Narkoba"

Kompas.com - 06/10/2023, 20:37 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen (Purn) Benny Mamoto menceritakan betapa berbahayanya lembaga pemasyarakatan (lapas) bagi upaya pemberantasan narkoba.

Contoh paling gampang adalah bandar besar narkoba Freddy Budiman yang sudah dieksekusi mati.

Menurutnya, awalnya Freddy Budiman hanyalah napi yang dipenjara karena kasus kejahatan jalanan. Setelah masuk ke lapas, Freddy malah bertransformasi menjadi bandar narkoba.

"Freddy Budiman awalnya napi kasus kejahatan jalanan. Namun setelah masuk lapas, dia mulai belajar jadi jaringan narkoba, sampai akhirnya menjadi bandar besar," ujar Benny saat dimintai konfirmasi, Jumat (6/10/2023).

Baca juga: Penelusuran Polisi soal Kendali Gembong Narkoba Fredy Pratama di Dalam Lapas

Benny lantas mengenang dirinya ketika masih menjabat sebagai Direktur dan Deputi Bidang Pemberantasan Narkotika di Badan Narkotika Nasional (BNN).

Saat itu, dirinya paling banyak melakukan operasi di lapas. Setiap BNN menangkap kurir narkoba jaringan internasional, komunikasinya pasti terhubung dengan napi yang ada di dalam lapas, di mana napi itu menjadi pengendali.

Walhasil, BNN langsung mengidentifikasi napinya dan melakukan penangkapan, dengan bekerjasama bersama pihak Ditjen Pemasyarakatan.

"Dari sekian banyak kasus menunjukkan bahwa praktik seperti itu sudah lama sekali berlangsung. Ada yang bekerjasama dengan oknum petugas lapas, dan ada yang tidak. Ada 1.001 cara menyelundupkan SIM card HP dan HP-nya," tuturnya.

"Karena kunci utama mengendalikan jaringan dengan komunikasi HP atau kurir yang datang langsung ke lapas," sambung Benny.

Baca juga: Zul Zivilia Direkrut Jaringan Fredy Pratama untuk Jadi Kurir Narkoba di Sulsel

Selain melakukan pengendalian, pengelolaan hasil penjualan narkoba juga bisa dilakukan di dalam lapas.

Dia menegaskan hal-hal seperti melakukan komunikasi pemesanan narkoba dari luar negeri, mengendalikan kurir yang membawa masuk ke Indonesia, menerima pesanan dari para pengedar atau bandar skala menengah, hingga mengelola hasil penjualan narkoba, semua bisa dilakukan di dalam lapas.

Jika permasalahan di lapas ini tak kunjung bisa diberantas, lantas, bagaimana cara mengatasi masalah pengendalian sindikat dari dalam lapas?

Benny mengatakan berbagai strategi sudah dibuat, tetapi tetap saja pengendalian narkoba dari dalam lapas bisa terjadi.

Dia pun mengakui tidak mudah untuk mengatasi masalah ini, karena praktik seperti ini sudah terlalu lama berlangsung sehingga sudah menjadi hal yang biasa.

Baca juga: Diperiksa soal Sindikat Fredy Pratama, Zul Zivilia: Tidak Ada Satu Pun yang Saya Tutupi

"Kita dengar saja dari para mantan napi kalau bercerita tentang apa yang terjadi di dalam lapas. Pembenahan harusnya merujuk pada apa yang disampaikan para mantan napi, karena mereka lah yang mengalami dan tahu apa yang terjadi di dalam lapas," jelasnya.

Benny menilai, perlu penempatan di tempat khusus yang steril dari alat komunikasi bagi napi narkoba yang telah dijatuhi hukuman mati namun belum dieksekusi. Pasalnya, mereka lah yang paling berani dan nekat.

Benny menyebut langkah itulah yang sampai sekarang belum bisa dilakukan. Buktinya, masih banyak kejadian alat komunikasi lolos di lapas.

Malahan, penggunaan jammer saja tidak cukup. Para napi rupanya masih bisa mengatasi jammer dengan penggunaan alat penguat sinyal.

"Tindakan tegas terhadap oknum lapas juga perlu dilakukan. Apabila penyidik memeriksa napi dan terungkap ada kaitannya dengan oknum lapas, maka perlu diproses hukum dengan tegas, seperti yang kami lakukan dulu. Kalapas Narkotika Nusakambangan kami tangkap berikut anak dan cucunya, beberapa oknum lapas juga kami proses," ungkap Benny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com