DEMAK, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq menegaskan, partainya tidak ingin ribut-ribut dengan keluarga Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Pihaknya sebenarnya sudah dan akan terus menjalin komunikasi dengan keluarga Gus Dur, terutama putri Gus Dur, yakni Zannuba Ariffah Cafsoh atau yang populer disapa Yenny Wahid.
"Kami sudah mulai melakukan komunikasi ya. Ada komunikasi, tadi saya ngobrol bahwa sebaiknya tidak perlu juga kita beradu pantun dengan keluarganya Gus Dur," ujar Maman saat dijumpai di makam Sunan Kalijaga, Demak, Jawa Tengah, Jumat (8/9/2023) malam.
Ia sekaligus menekankan bahwa PKB sangat menghormati almarhum Gus Dur dan keluarganya.
"Bagaimanapun kami selalu menghormati orang-orang tua dan lain sebagainya," ujar dia.
Baca juga: PKB Tak Mau Anies-Cak Imin Cuma Bikin Geger Publik, tapi Juga Menang Pilpres
Apabila ada kerenggangan komunikasi di antara keluarga Gus Dur dengan beberapa pihak di PKB, Maman mengatakan, yang dibutuhkan hanya sosok fasilitator yang tepat.
Dalam konteks penghormatan terhadap kelompok tua, Maman pun menyinggung langkah Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni yang baru-baru ini hampir melaporkan Presiden ke-6 sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Bareskrim Polri.
Meski Sahroni tidak jadi melaporkan SBY, namun Maman tetap mengkritik Sahroni yang mau melaporkan orang tua yang sejatinya ditempatkan di tempat terhormat.
"Seperti kita misalnya agak sedikit nyindir, kenapa sih teman kita Sahroni lah ya, kenapa harus melaporkan Pak SBY ke Bareskrim? Walaupun dia enggak jadi laporkan," jelas Maman.
"Di PKB itu, orang tua, apalagi dia mantan presiden, apalagi orang tua kita seperti Gus Dur, tidak ada kata untuk kita misalnya membenci, mencaci-maki, dan lain sebagainya. Kita hanya ingin mendudukkan seluruh masalah pada proporsional. Dan itulah keadilan," sambung dia.
Baca juga: Sebut Gus Dur sebagai Wali Paling Kontekstual, Cak Imin: Mengabdi untuk Rakyat
Maman menambahkan, dalam waktu dekat, Ketua Umum PKB sekaligus bakal cawapres pendamping Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar direncanakan berziarah ke makam Gus Dur.
Perseteruan antara keluarga mendiang Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) tampaknya tetap mengiringi dinamika politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Konflik menahun di antara kedua kubu sempat beberapa kali disinggung. Namun, persoalan itu kembali menjadi perhatian setelah deklarasi pasangan bakal capres dan cawapres Anies Baswedan-Cak Imin.
Perseteruan antara Cak Imin dan keluarga mendiang Gus Dur bermula dalam perebutan kekuasaan di internal PKB pada 2005 sampai 2008.
Menurut pemberitaan surat kabar Kompas pada 2008, perselisihan antara kubu Gus Dur dan Cak Imin di PKB dimulai selepas Muktamar 2005.