Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Debat Capres: Kurangi Gemuruh, Perbanyak Waktu

Kompas.com - 08/09/2023, 14:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BADAN Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) berencana menyelenggarakan debat calon presiden dalam waktu dekat. Jika terlaksana, maka debat ini akan mengawali serangkaian debat Pilpres 2024, yang resmi diselenggarakan oleh KPU.

Debat ini penting agar calon pemilih mengetahui perbedaan visi, misi, kebijakan, program kerja serta pandangan para calon presiden/wakil presiden terhadap isu-isu yang sedang dan akan terjadi, di samping penampilan dan gaya berbicara mereka.

Setelah mengamati itu semua, pemilih dapat mencoblos “secara bertanggung jawab”, tidak asal mencoblos, atau karena ada permintaan untuk mencoblos calon tertentu dari pihak lain.

Manfaat debat

Perlukah acara debat diadakan untuk menentukan calon? Bukankah mereka sudah muncul hampir setiap hari di media massa sejak berbulan-bulan yang lalu?

Jawabnya bisa saja “tidak perlu” bagi calon pemilih yang sudah menetapkan pilihannya sejak awal. Apapun yang diucapkan oleh calonnya dan bagaimanapun penampilannya dalam debat, ia akan tetap memilihnya, tanpa perlu membandingkan dengan calon pesaingnya.

Namun, ada sekelompok calon pemilih yang mungkin masih belum menentukan pilihannya, di antaranya pemilih yang baru pertama kali memilih. Pemilih muda ini tentu akan memanfaatkan acara debat untuk menentukan pilihannya.

Pada Pemilu 2024 nanti, kelompok pemilih muda jumlahnya cukup signifikan.

Pada saat perkiraan raihan suara para paslon sangat ketat, maka perbedaan beberapa juta suara akan menentukan siapa pasangan calon yang menang. Di sinilah debat presiden menjadi sangat penting.

Bagi calon presiden/wakil presiden, acara debat itu dapat dimanfaatkan untuk mengoreksi pandangan yang salah terhadap dirinya, di samping tentu saja untuk menunjukkan kemampuan dan niat mereka menjalankan pemerintahan secara efektif, produktif dan bersih.

Tentu banyak juga calon pemilih yang ingin mengamati secara langsung kemampuan calon-calon presiden/wakil presiden dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya.

Sebelumnya mereka hanya melihat sepotong-sepotong penampilan para calon di layar televisi atau telepon genggam, yang di antaranya mungkin sudah dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu.

Banyak juga orang yang ingin melihat debat presiden/wakil presiden untuk alasan lain. Saya menduga saat Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengikuti debat pemilihan perdana menteri pada 2015 lalu, banyak kaum wanita yang serius menyaksikan penampilannya, di samping tentu saja menyimak orasinya tentang isu-isu ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan sebagainya.

Pengaruh debat

Debat presiden yang paling lama 3 jam selama 3-5 kali itu tentu tidak akan mengubah drastis elektabilitas para calon dalam waktu singkat. Namun penampilan yang berbeda dari ekspektasi sebelumnya bisa membuat para pemilih mengubah pilihannya.

Contohnya adalah debat antara Wakil Presiden Richard Nixon dan Senator John F. Kennedy pada 26 September 1960. Pada debat pertama itu, Nixon terlihat kurus, wajahnya pucat, warna jasnya menyatu dengan latar belakang panggung, dan ia tidak mau wajahnya dirias agar lebih menarik di layar televisi, yang baru pertama kali diikutinya.

Faktor-faktor yang sekilas tidak penting itu ternyata menyebabkan Nixon kalah tipis dari Kennedy menurut penilaian pers.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com