Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budiman Sudjatmiko Ungkap Prabowo Tersiksa Besar di Orde Baru

Kompas.com - 06/09/2023, 16:26 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan politikus PDI-P Budiman Sudjatmiko mengungkapkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ternyata tersiksa dan kesepian lantaran besar di zaman Orde Baru.

Pasalnya, Prabowo merupakan sosok yang suka membaca buku, tapi berseragam tentara.

Hal tersebut Budiman sampaikan dalam diskusi bertajuk "Kenapa Aktivis Mendukung Prabowo" di Rumah Pemenangan Relawan Prabowo, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2023).

Awalnya, Budiman menceritakan bahwa dirinya pertama kali bertemu dengan Prabowo pada tahun 2002 silam.

Baca juga: Tanyakan Isu Penculikan ke Prabowo, Budiman Sudjatmiko: Beliau Bilang Sudah Dikembalikan Semua

"Saya pertama kali bertemu Pak Prabowo tahun 2002, ketika dia baru pulang dari Jordan. Terakhir bertemu di Semarang tanggal 18 Agustus, saya berani mengatakan, he is the man of idea," ujar Budiman.

Budiman mengatakan, dirinya berani menyebut Prabowo sebagai sosok intelektual yang pernah berseragam militer.

Menurut dia, sosok Prabowo yang seperti itu belum diketahui banyak orang.

Baca juga: Hashim Anggap Mujizat Budiman Sudjatmiko Mau Dukung Prabowo, Bantah Tuduhan Sogok Menyogok

Dia pun memahami betapa kesepiannya Prabowo ketika masih aktif di militer. Sebab, tentara berbeda dengan aktivis, yang ketika mereka membaca, maka pasti langsung berdikusi dan membuat gerakan.

"Saya paham betapa sunyinya pada saat itu, betapa lonely-nya beliau, tentara, besar di era Orde Baru, suka baca. Itu siksaan. Kalau kami aktivis menghibur. Kita membaca, diskusi, bergerak," tuturnya.

"Tapi seseorang intelektual dalam tubuh tentara dan besar di era Orde Baru, itu kesunyian luar biasa," sambung Budiman.

Sebagai informasi, Budiman Sudjatmiko telah menyatakan dukungannya kepada Prabowo.

Atas dukungannya tersebut, Budiman dipecat dari partainya, yakni PDI-P. Kini, Budiman mengaku tidak mau berpartai terlebih dahulu untuk waktu yang lama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com