Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Sebut Pasangan Anies-Cak Imin merupakan Simbol Simbiosis Mutualisme

Kompas.com - 01/09/2023, 11:25 WIB
Singgih Wiryono,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi calon wakil presiden pendamping Anies Baswedan dinilai sebagai simbiosis mutualisme atau hubungan yang saling menguntungkan.

Direktur Eksekutif Charta Politica Yunarto Wijaya mengatakan, jika hal itu benar, bisa jadi didasari dengan semakin turunnya elektabilitas Anies beberapa waktu belakangan. Terlebih, Anies dinilai memiliki pemilih yang kurang kuat di basis suara Nahdlatul Ulama (NU) dan Jawa Timur.

"Ada simbiosis mutualisme dari kombinasi pasangan ini, di satu sisi Anies menyadari surveinya terus turun, ditambah dengan lemahnya basis suara dia di Jatim-Jateng plus basis NU, dan ini bukan analisis baru," kata Yunarto saat dihubungi melalui telepon, Jumat (1/9/2023).

Baca juga: Duet Anies-Cak Imin, PKB Akan Libatkan Kiai NU

Yunarto mengatakan, kode bergabungnya Anies ke tokoh yang memiliki basis suara NU dan Jawa Timur sudah lama digaungkan Partai Nasdem, sehingga wacana penggabungan dengan Cak Imin bisa dibaca sejak awal.

Di sisi lain, Cak Imin yang mulai ditinggalkan Prabowo juga mendapat kesempatan yang lebih luas untuk menjadi cawapres Anies.

"Jadi ketika muncul nama Cak Imin masih masuk dalam koridor analisis itu. Di sisi lain Cak Imin juga sedang menghadapi masalah tanda kutip seperti ditinggalkan oleh Prabowo," imbuh Yunarto.

"Keputusan muktamar memutuskan Cak Imin ada di kertas suara kira-kira seperti itu, jadi sebenarnya bertemunya kepentingan dua pihak ini sudah bisa diterka dengan problemnya masing-masing. Dari sisi itu sudah terlihat ada simbiosis mutualisme," sambung dia.

Namun demikian, Yunarto mengatakan, Cak Imin bukan jaminan agar suara NU akan bermuara ke Anies dalam pemilihan presiden nanti.

"Karena selama ini sejarah elektoral memperlihatkan suara NU terpecah dari pemilu ke pemilu. Tidak selalu NU yang jadi cawapres, pernah terjadi saat Hasyim Muzadi, tidak serta merta memenangkan pertarungan. Karena basis NU punya afiliasi politik berbeda-beda," katanya.

Baca juga: Kawin Paksa Anies-Cak Imin, Koalisi Perubahan Terancam Bercerai

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya sebelumnya mengatakan, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Muhaimin telah bertemu di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Selasa (29/8/2023) malam.

Malam itu, keduanya sepakat untuk bekerja sama dan Surya memutuskan secara sepihak Muhaimin untuk menjadi bacawapres Anies.

Anies pun sudah diberi tahu oleh Surya dan sepakat dengan keputusan itu tanpa memberi tahu PKS dan Demokrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com