Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Sarankan Pemakaian Masker KF94 atau KN95 untuk Hadapi Polusi Udara

Kompas.com - 30/08/2023, 15:37 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin merekomendasikan penggunaan masker KF94 atau KN95 untuk menghadapi polusi udara di Jakarta dan sekitarnya.

Sebab, kedua masker tersebut bisa menyaring udara dengan Particulate Matter 2.5 (PM 2.5), salah satu tipe polusi paling berbahaya yang berbentuk debu sangat kecil dan bisa masuk ke paru-paru.

Hal ini disampaikan Budi dalam rapat kerja (raker) Komisi IX DPR, Rabu (30/8/2023). Penggunaan masker tersebut menjadi salah satu saran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menanggapi polusi udara.

"Jadi pakai masker apa, yang bisa nyaring PM 2,5. Karena ini paling kecil. Jadi kalau Ibu Felly (Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene) pakai masker. Ya, silakan bu, tapi pakainya yang KF94 atau KN95," kata Budi dalam rapat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu.

Baca juga: Banyak Dikritik, Penyemprotan Jalan untuk Atasi Polusi Udara Kemungkinan Tak Dilanjutkan

Budi menjelaskan, dua jenis masker cukup terjangkau, karena harganya mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 4.500.

Dia juga mengajak masyarakat tak perlu khawatir karena lebih dari 50 produsen dalam negeri mampu memproduksi masker untuk melindungi dari paparan polusi udara.

Lebih lanjut, Budi menyarankan kepada masyarakat segera berobat jika sudah muncul gejala mengganggu pernapasan.

"Dan kalau kena gejalanya (harus tahu) ISPA itu seperti apa. Itu kita lakukan (edukasi)," ujar dia.

Baca juga: Heru Budi Bentuk Satgas Penanganan Polusi Udara, Ini Tugasnya

Tindakan lainnya, lanjut Budi, menginformasikan segala edukasi mengenai bahayanya polusi udara bagi tubuh manusia.

Untuk itu, masyarakat diminta melakukan tindakan berbeda jika di dalam maupun luar ruangan.

"Di luar ruangan, pakai masker, hindari polusi dan asap rokok. Di dalam ruangan, tutup ventilasi, gunakan penjernih udara atau air purifier dan segera berobat bila muncul gejala pernapasan," tulis paparan Menkes.

Di sisi lain, Budi juga menjelaskan, penyakit yang bisa timbul akibat polusi udara di antaranya Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Pneumonia, asma dan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).

"Polusi udara itu besarnya (dampaknya) di PPOK, pneumonia dan asma," kata Budi.

Baca juga: Dampak Pencemaran Batu Bara Marunda Perburuk Polusi Udara Jakarta, Heru Budi Dituntut Minta Maaf

"Tapi, PPOK ini sifatnya kronis dan berkepanjangan. (Melanjutkan) Pneumonia dan asma dan juga ISPA. Jadi infeksi atas dan infeksi bawah, infeksi saluran pernapasan dan saluran paru," lanjut dia.

Terkait dengan Tubercolosis atau TBC, menurut Budi, penyakit ini kecil disebabkan oleh polusi udara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com