KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menerima penghargaan dari Badan Kejuruan Teknik Industri-Persatuan Insinyur Indonesia (BKTI-PII) Award sebagai Tokoh Transformasi Industri.
Penghargaan yang diinisiasi oleh segenap asosiasi di bidang Teknik Industri itu diberikan atas capaian Airlangga dalam mendorong terciptanya revolusi industri 4.0 di Indonesia ketika masih menjabat sebagai Menteri Perindustrian (Menperin) pada periode 2016–2019.
“Capaian transformasi industri saat ini merupakan hasil kerja banyak pihak, yakni dari pemerintah pusat, pemerintah daerah (pemda), akademisi, dan terutama dari para pelaku industri sendiri,” ucap Airlangga melalui keterangan persnya, Selasa (29/8/2023).
Pernyataan itu disampaikan Airlangga dalam keynote speech pada pembukaan Indonesia Industrial Summit 2023 bertajuk “Membangun Kedaulatan Hilirisasi Industri Berbasis TKDN untuk Menyongsong Green Industry” di Surakarta, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (29/8/2023).
Menurut Airlangga, perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk membutuhkan waktu panjang.
Baca juga: Produsen Industri Kimia Dow Targetkan Pengurangan Emisi Karbon 5 Juta Ton
Oleh karena itu, ia mengimbau agar semua pihak tetap melanjutkan dan memperkuat sinergi yang sudah terjalin selama ini.
Pemerintah sendiri telah mendorong berbagai program dalam pengembangan industri hijau di Indonesia.
Adapun program tersebut, seperti pemanfaatan Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi (EBTKE), penerapan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, serta mendorong kebijakan hilirisasi yang diarahkan sejalan dengan tren pengembangan industri hijau tersebut.
“Terdapat potensi kebutuhan produk hilirisasi sumber daya alam (SDA) sebagai bahan baku utama produk-produk ramah lingkungan,” ucap Airlangga.
Baca juga: Desa Pulau Semambu Sulap Pertanian Jadi Lebih Ramah Lingkungan dengan Energi Surya dari Pertamina
Pada kesempatan tersebut, Airlangga mengungkapkan bahwa transformasi industri yang dilakukan melalui hilirisasi berhasil memacu pertumbuhan ekonomi di daerah.
“Sebagai contohnya, tiga wilayah yang merupakan pusat industri hilirisasi SDA khususnya mineral dan logam, yaitu Sulawesi, Maluku dan Papua, serta Kalimantan, mengalami pertumbuhan ekonomi positif,” ucapnya.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi, lanjut Airlangga, dicapai OLEH wilayah Sulawesi sebesar 6,64 persen year-on-year (yoy), disusul Maluku dan Papua 6,35 persen yoy, dan Kalimantan 5,56 yoy.
Capaian tersebut, kata dia, menjadi bukti bahwa hilirisasi mampu meningkatkan produk domestik regional bruto (PDRB) daerah, ekspor, investasi, maupun penyediaan lapangan kerja.
Baca juga: Kebijakan Investasi RI Dipuji Kongres AS, Airlangga: UU Cipta Kerja Dorong Pemerataan Pembangunan
Menurut Airlangga, hal tersebut juga harus diikuti dengan penurunan tingkat kemiskinan.
“(Oleh karenanya) pemerintah mendorong industri melakukan program corporate social responsibility (CSR) di wilayah tersebut. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut meningkat dan tingkat kemiskinan rendah,” imbuhnya.