Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akui Lapor Jokowi Saat Berkoalisi Usung Prabowo, Zulhas: Tapi Tidak Ada Arahan

Kompas.com - 28/08/2023, 21:27 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan mengatakan, keputusan PAN mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sudah dilaporkan sejak awal kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal itu diungkapkan Zulkifli Hasan dalam acara Bimtek dan Perayaan HUT ke-25 PAN di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (28/8/2023) malam.

Kendati melapor, pria yang karib disapa Zulhas ini mengaku tidak mendapat arahan apa pun dari Jokowi.

"Banyak teman-teman media tanya, Pak Zul lapor presiden enggak koalisi? Ya kita lapor, kita diskusi. Tapi catat, tidak ada arahan. Jadi, kalau ditanya ada arahan atau tidak, tidak ada arahan," kata Zulkifli Hasan.

Baca juga: Ketika Prabowo Peluk Erat Cak Imin yang Datang Terlambat di HUT Ke-25 PAN

Zulhas mengatakan, ia adalah pembantu presiden, dalam hal ini menjabat sebagai Menteri Perdagangan. Begitu pula Prabowo Subianto yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan.

Sebagai pembantu presiden, menurutnya, pelaporan adalah hal yang wajib.

"Pembantu presiden itu mengawinkan anak saja lapor. Betul enggak Pak Prabowo? Kalau ke luar negeri lapor enggak Pak Prabowo? Lapor," ujar Zulhas.

"Namanya pembantu presiden, ya lapor. Apalagi, Pilpres (pemilihan presiden) masa enggak lapor," katanya melanjutkan.

Baca juga: Singgung Pelukan Erat Prabowo dan Airlangga ke Cak Imin, Zulhas: Jangan Sampai Lepas

Lebih lanjut, Zulhas menyebut bahwa Jokowi adalah seorang maestro. Sebab, telah memenangkan Pilpres hingga dua kali.

"Dia itu walikota hebat, dari Solo jadi gubernur, menang. Jadi presiden dua kali, menang mutlak. Hebat enggak? Maka Pak Prabowo kasih gelar maestro. Ya kita lapor kita diskusi," ujarnya.

Diketahui, saat ini PAN sudah bergabung dengan Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Golkar sebagai koalisi pendukung Prabowo sebagai bakal calon presiden (capres).

Sebelumnya, PAN tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Baca juga: Beri Ucapan Selamat Ultah ke PAN, Jokowi: Di Setiap Tantangan Selalu Ada Harapan

Namun, koalisi tersebut mulai retak setelah PPP mendeklarasikan dukungan pada bakal capres PDI-P Ganjar Pranowo.

Sementara itu, Jokowi kerap dikaitkan dengan koalisi besar yang akhirnya kini mendukung Prabowo sebagai bakal capres.

Pasalnya, wacana koalisi besar itu sempat terlontar dari Jokowi usai menghadiri acara silaturahmi yang digelar PAN pada April lalu.

Terbaru, Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak terlibat dalam pembentukan koalisi pendukung Prabowo yang terdiri dari Partai Gerindra, PKB, PAN, dan Golkar.

Baca juga: Jokowi Bantah soal Pak Lurah, PKS: Tidak Ada Lagi untuk Tidak Netral dalam Pemilu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com