Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sebut BUMN Indonesia Ingin Investasi Pengelolaan Gas di Tanzania

Kompas.com - 22/08/2023, 19:40 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia berkeinginan untuk melakukan investasi pengelolaan blok gas Mnazi Bay di Republik Persatuan Tanzania.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam konferensi pers bersama Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan usai pertemuan bilateral kedua negara di kompleks Kikwete Hall, Dar Es Salaam State House, Dar Es Salaam, Republik Persatuan Tanzania, Selasa (22/8/2023).

"Indonesia ingin meningkatkan investasi di Tanzania termasuk pengelolaan blok gas Mnazi bay oleh BUMN Indonesia, serta pengelolaan gas alam menjadi bahan kimia dan pupuk," ujar Jokowi dilansir siaran di YouTube resmi dari Dar Es Salaam State House, Ikulu Tanzania Channel pada Selasa sore.

Baca juga: Ditanya Jokowi soal Suasana Jelang Pemilu, Megawati Ibaratkan dengan Berdansa

Jokowi menekankan bahwa kerja sama ini sangat strategis dan akan memperkokoh kerja sama antar negara berkembang.

"Selain itu, saya mengusulkan dibentuknya bilateral investment treaty untuk menjamin perlindungan dan kelangsungan investasi kedua negara," kata Jokowi.

Indonesia juga berkomitmen menjadi bagian dalam membangun ketahanan kesehatan Tanzania.

Hal tersebut diwujudkan dengan ekspor produk perdana dari perusahaan farmasi Indonesia ke Tanzania sebagai bentuk kontribusi memenuhi kebutuhan produk farmasi di Tanzania.

Kemudian, Indonesia akan melakukan walk the talk mewujudkan kolaborasi konkret dengan Afrika.

Baca juga: Dari Kenya, Jokowi Lanjutkan Lawatan ke Tanzania

Presiden Jokowi juga mengungkapkan bahwa Indonesia sedang merampungkan grand design pembangunan lima tahun ke depan untuk Afrika.

Salah satunya melalui rencana revitalisasi farmer agriculture and rural training center di Morogoro, Tanzania.

Kemudian, Indonesia mendorong dibentuknya preferential trade agreement untuk semakin mengoptimalkan potensi perdagangan kedua negara yang tahun 2022 naik 20,7 persen.

"Dan sebagai penutup saya mengundang Presiden Samia Hassan untuk berkunjung ke Indonesia," tambah Jokowi.

Baca juga: Tiba di Tanzania, Jokowi Akan Bertemu Presiden Samia Hassan dan Sejumlah Pengusaha

Dalam keterangan persnya, Presiden Jokowi kembali menyinggung soal 'Spirit Bandung' yang pernah ditegaskan sebagai salah satu hasil dari Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955 silam.

"Spirit Bandung harus kita pertebal untuk solidaritas dan kolaborasi antar negara-negara di global south, harus terus diperkokoh," ujarnya.

Jokowi menekankan bahwa global south berisi 85 persen populasi dunia. Sehingga, suara dari negara-negara global south harus jadi perhatian.

"Seharusnya dunia mendengarkan suara dan kepentingan negara-negara di global south termasuk hak untuk melakukan lompatan pembangunan," katanya.

Sebagaimana diketahui, negara-negara global south adalah negara yang berada di kawasan Afrika, Asia (kecuali Jepang, Korea Selatan, Israel), Amerika Latin, dan Oseania.

Baca juga: Jokowi: Sudah Saatnya Dunia Mendengarkan Suara Negara Berkembang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com