Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manuver Sandiaga Minta PPP Evaluasi Dukungan ke Ganjar Dinilai Melawan Fatsun PDI-P

Kompas.com - 22/08/2023, 08:22 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Manuver politikus Sandiaga Uno yang meminta PPP mengevaluasi dukungan apabila tak dipinang menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres) Ganjar Pranowo dinilai melawan fatsun politik di tubuh PDI Perjuangan (PDI-P).

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengatakan, Sandiaga seharusnya sejak awal memahami bahwa mekanisme koalisi bersama PDI-P menghendaki agar tidak ada intervensi dan tekanan lebih lanjut dalam pengambilan keputusan terkait sosok bacawapres.

Sebaliknya, ketika Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri ditekan mengenai sosok bacawapres, justru akan semakin resisten untuk menerima aspirasi politik yang disampaikan.

"Sebab, dalam tradisi politik di PDI-P, cara-cara semacam itu dianggap tidak sopan dan melawan fatsun politik internal partai," kata Umam ketika dihubungi, Senin (21/8/2023).

Baca juga: Kegusaran Sandiaga Uno di Tengah Ketidakpastian Jadi Cawapres Ganjar

Dalam budaya politik PDI-P, Umam menuturkan, PDI-P cenderung menghargai nilai-nilai loyalitas, pengabdian dan komitmen pada ideologi.

PDI-P juga cenderung resisten pada politisi yang dinilai lebih pragmatis. Dalam konteks ini, PDI-P dianggap berpeluang melihat Sandiaga dengan kacamata demikian.

Meskipun diusulkan PPP, Umam menyebut PDI-P cenderung melihat Sandiaga tidak memiliki akar di PPP dan komunitas Nahdlatul Ulama.

Baca juga: Isu Keluar Koalisi jika Sandiaga Tak Jadi Cawapres, PPP: Jangan Perkeruh Suasana

PDI-P juga dinilai memiliki kekhawatiran ketika kontestasi Pilpres 2024 berjalan. Mereka disebut khawatir Sandiaga tidak mampu merealisasikan dukungan dari basis santri Nahdliyin yang diharapkan tumbuh lewat mesin politik PPP.

"Itulah mengapa, belakangan di internal PDI-P mulai membuka peluang rekalkulasi koalisi dengan mengambil tokoh Nahdliyin yang lebih mengakar, misalnya dengan memanfaatkan ketidakpastian nasib Cak Imin dan PKB di KKIR," kata Umam.

"Atau mulai menggeser strategi pada penguatan capres-cawapres berbasis teritorial Jawa-Sunda, di mana Ridwan Kamil belakangan justru sering disebut-sebut dalam bursa pencawapresan Ganjar," imbuh dia.

Sebelumnya, Sandiaga menebar manuver dengan meminta PPP mengevaluasi dukungan terhadap Ganjar. Ini terjadi setelah nasibnya menjadi bacawapres Ganjar tak kunjung mendapat kepastian.

Adapun permintaan perihal evaluasi ini disampaikan oleh juru bicara Sandiaga, Denny Suryo Prabowo.

"Kami memberikan saran dan masukan kepada PPP agar bisa mempertimbangkan kembali kerja sama politik dengan PDI-P di Pilpres 2024 nanti jika Sandiaga Uno tidak dipilih menjadi cawapres," ujar Denny, dalam keterangannya, Minggu (20/8/2023).

Meski demikian, Denny meminta PPP untuk terus memperjuangkan Sandiaga menjadi bacawapres Ganjar kendati belakangan ini muncul sosok lain yang tengah dipertimbangkan PDI-P, yakni Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

"Tentunya kami terus berikhtiar agar Bang Sandiaga Uno bisa menjadi pasangan Mas Ganjar Pranowo," ucapnya.

Sementara itu, PPP mendesak agar pihak di luar partai berlambang kabah itu tidak memperkeruh suasana di tengah upaya menjadikan Sandiaga sebagai pendamping Ganjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com