Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Daerah Kekurangan Nakes, Menko PMK Minta Pemda Usulkan Jumlah Kebutuhannya

Kompas.com - 16/08/2023, 17:14 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta pemerintah daerah (pemda) aktif mengusulkan kebutuhan tenaga kesehatan yang diperlukan wilayah masing-masing.

Hal ini dikarenakan ia masih menemui banyak daerah yang memiliki kekurangan tenaga kesehatan. Salah satunya saat berkunjung ke Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.

Hal itu disampaikan Muhadjir saat memberikan sambutan dalam acara “Penganugerahan Penghargaan kepada Tenaga Kesehatan Teladan tahun 2023” yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (16/8/2023).

“Sebetulnya kalau pemerintah daerah itu sadar betul, itu bisa diusulkan kebutuhan tenaga kesehatannya,” kata Muhadjir dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu.

Baca juga: BNPB: 3.175 Tenaga Kesehatan Tersebar di 194 Titik Pengungsian Gempa Cianjur

Muhadjir mengungkapkan, persoalan kesehatan merupakan bagian dari urusan pemerintahan yang menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah pusat dan daerah.

Ia mengatakan, terdapat tiga permasalahan utama dalam pelayanan publik yang harus menjadi pedoman bagi semua pengambil kebijakan, yakni kualitas baik pemberdayaan maupun pelayanan, kuantitas atau jumlah yang harus disiapkan, serta pemerataan yang menyeluruh disetiap daerah.

Menurut Muhadjir, dari ketiga indikator itu, sebagian besar permasalahannya terdapat pada pemerataan. Sebab, banyak dokter yang lebih suka bekerja di kota daripada mengabdi di daerah terpencil.

Oleh karena itu, ia mengaku sangat setuju dengan wacana yang dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang akan menugaskan tenaga kesehatan dengan status pegawai pusat ke daerah terpencil, tertinggal, dan terluar.

“Itu nanti ditugaskan dari pusat saja," ujar Muhadjir.

Baca juga: Gaji Setahun Tak Dibayar, Belasan Tenaga Kesehatan RS di Bone Ramai-ramai Mengundurkan Diri

Dengan demikian, kata Muhadjir, pengawasan dan gaji para tenaga kesehatan tersebut akan diberikan oleh pemerintah pusat.

"Sehingga pengawasan dan gajinya langsung dari pemerintah pusat yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan daerah tersebut serta diberi hak khusus kepada yang bersangkutan, sehingga (jumlahnya) dapat terkendali,” kata Muhadjir.

Seperti diketahui, saat ini Indonesia memiliki 1,4 juta tenaga kesehatan dengan 10.347 Puskesmas dan 24.808 Puskesmas Pembantu.

Setiap Puskesmas Pembantu memiliki sebanyak 8.624 bidan dan perawat atau 34,76 persen.

Sementara itu, terdapat 213.670 unit Posyandu yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Sebagai informasi tampak hadir dalam agenda itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas, serta Anggota Komisi IX DPR RI Krisdayanti.

Baca juga: Hari Dokter Nasional, Jokowi: Dedikasi Dokter dan Tenaga Kesehatan Selamatkan Negeri Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com