Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita SBY Jadi Capres 2004, Keliling Indonesia Siang-Malam buat Bertemu Rakyat

Kompas.com - 11/08/2023, 12:20 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, bercerita tentang dirinya ketika mengikuti kontestasi Pemilu 2004 sebagai calon presiden (capres).

Saat itu, kata SBY, dia rajin berkeliling Indonesia untuk bertemu langsung dengan masyarakat.

“Saya masih ingat ketika saya maju sebagai calon presiden, saya berkeliling Indonesia bertemu dengan rakyat, baik siang dan malam,” kata SBY dalam acara Peluncuran Buku Tetralogi Transformasi AHY sebagaimana ditayangkan YouTube Agus Yudhoyono, Kamis (10/8/2023).

Kepada rakyat, SBY menyampaikan visi dan misinya jika dia dipercaya memimpin Indonesia. Ia juga mengungkap rencana-rencana untuk membangun bangsa.

Baca juga: Kudeta Demokrat yang Kandas...

Saat itu, aku SBY, dirinya menyampaikan keinginan untuk memperbaiki Indonesia pascakrisis. Menjadikan RI yang aman dan damai, Indonesia yang lebih demokratis, lebih adil, dan lebih sejahtera untuk semua.

“Yang saya sampaikan adalah sesuatu yang bisa saya lakukan yang bisa saya kerjakan. Jadi bukan janji-janji kosong, bukan angin surga, karena rakyat akan ingat terus, apakah yang telah saya sampaikan itu betul-betul bisa diwujudkan dalam pemerintahan yang saya pimpin,” ujarnya.

Lewat Pemilu 2004, SBY pun terpilih sebagai presiden periode 2004-2009. Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan itu kembali terpilih pada Pemilu 2009 sehingga kepemimpinannya berlanjut untuk masa jabatan 2009-2014.

Baca juga: MA Tolak PK Moeldoko soal Demokrat, Anies: Kebenaran Akhirnya Menang

Duduk sebagai kepala pemerintahan selama 10 tahun, SBY mengaku selalu berupaya mewujudkan semua yang telah dia sampaikan dalam kampanye politik.

Oleh karenanya, SBY berharap, ke depan pemimpin Indonesia juga demikian.

“Itulah gunanya visi pemikiran solusi dan kemudian diupayakan dengan sekuat tenaga, dengan sungguh-sungguh dan ini akan tetap relevan sepanjang masa,” kata dia.

Lebih lanjut, SBY berpesan supaya masyarakat tak salah pemimpin masa depan. Sebelum menentukan pilihan, kata dia, rakyat Indonesia harus sungguh-sungguh mengerti apa visi, misi, solusi, dan pemikiran seorang calon pemimpin.

“Mengapa? Agar tidak salah pilih, agar tidak seperti memilih kucing dalam karung yang tidak mengerti seperti apa kucing itu, ini harus saya garisbawahi," katanya.

SBY juga berharap Indonesia ke depan dipimpin oleh pemimpin yang baik dan pemerintah yang mengutamakan kesejahteraan rakyat.

“Semoga Indonesia memiliki tradisi politik yang baik, pemerintah jujur, terbuka, dan menguasai masalah-massalah yang dihadapi, dan kemudian bisa mengkomunikasikan kepada rakyat Indonesia,” tutur Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu.

Baca juga: SBY Klaim Indonesia Jadi Jauh Lebih Baik Setelah 10 Tahun Dia Pimpin

Sebagaimana diketahui, Indonesia kini memasuki tahun politik. Pemilu Presiden akan digelar pada 14 Februari 2024.

Sejauh ini, ada tiga bakal calon presiden (capres) yang sudah diumumkan. Pertama, bakal capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.

Kedua, bakal capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Lalu, bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com