Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anwar Saragih
Peneliti

Kandidat Doktor Ilmu Politik yang suka membaca dan menulis

"Gagap Gempita" Koalisi Perubahan

Kompas.com - 11/08/2023, 08:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

NAMA Yenny Wahid, putri kedua Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tiba-tiba menguat dalam pusaran bakal Cawapres Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal Capres.

Adalah Partai Nasdem yang menggaungkan nama Yenny pascakegagalan menggoda Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang menolak halus tawaran menjadi Cawapres Anies.

Penolakan Khofifah yang juga merupakan Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) tersebut disinyalir karena ia ingin fokus menyelesaikan masa akhir jabatannya sebagai Gubernur Jatim.

Selain itu, posisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang sedang mesra dengan Partai Gerindra dalam agenda memasangkan Prabowo dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai Capres dan Cawapres 2024 menjadi alasan penguatnya.

Mengingat hingga saat ini nama Khofifah masih tercatat sebagai kader PKB yang berharap mendapatkan rekomendasi dari Ketua Umum PKB Cak Imin untuk maju kembali sebagai Cagub Jatim 2024.

Secara core politik, Yenny dan Khofifah memiliki personal branding yang nyaris mirip.

Pertama, keduanya sama-sama berasal dari kalangan NU yang dianggap memiliki kapasitas dan merepresentasikan pemilih Nahdliyin.

Kedua, baik Yenny dan Khofifah merupakan aktivis perempuan yang memiliki basis pemilih loyal.

Yenny mewarisi insentif elektoral dari ayahnya Gus Dur, sementara Khofifah merupakan politisi yang terbukti secara elektoral memiliki massa pemilih berdasarkan kemenangan di Pilgub Jatim 2018.

Perbedaannya dalam konteks Pilpres 2024, Yenny mencitrakan dirinya memiliki ambisi maju sebagai Cawapres. Hal itu dibuktikan tidak ada penolakan darinya ketika namanya digadang-gadang sebagai salah satu bakal Cawapres.

Sebelumnya nama Yenny muncul dari wacana Partai Solidaritas Indonesia (PSI), lalu belakangan dari Partai Nasdem.

Lain halnya dengan Khofifah. Ia tampak ingin memperbaiki hubungannya dengan PKB yang sempat retak karena perbedaan politik di Pilgub Jatim 2018.

Waktu itu, pasangan Khofifah dan Emil Dardak berhasil menjungkalkan koalisi PKB, PDI Perjuangan, Partai Gerindra, dan PKS yang mengusung pasangan Saifullah Yusuf-Puti Soekarno.

Menguatnya nama Yenny sebagai alternatif Cawapres Anies tentu menghadirkan dinamika baru di internal partai pengusung Koalisi Perubahan.

Partai Nasdem dan PKS bahkan terlihat kompak mengekspresikan kebahagiaan atas respons positif dari Yenny, yang menyatakan kesiapannya untuk mendampingi Anies dengan bahasa antara dirinya (Yenny) dan Anies telah lama memiliki kedekatan secara pribadi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dana Bantuan dan Pengadaan Sarana-Prasarana Pendidikan Masih Jadi Target Korupsi

Dana Bantuan dan Pengadaan Sarana-Prasarana Pendidikan Masih Jadi Target Korupsi

Nasional
Lettu Eko Terindikasi Terlilit Utang Karena Judi Online, Dankormar: Utang Almarhum Rp 819 Juta

Lettu Eko Terindikasi Terlilit Utang Karena Judi Online, Dankormar: Utang Almarhum Rp 819 Juta

Nasional
Disambangi Bima Arya, Golkar Tetap Condong ke Ridwan Kamil untuk Pilkada Jabar

Disambangi Bima Arya, Golkar Tetap Condong ke Ridwan Kamil untuk Pilkada Jabar

Nasional
Beri Pesan untuk Prabowo, Try Sutrisno: Jangan Sampai Tonjolkan Kejelekan di Muka Umum

Beri Pesan untuk Prabowo, Try Sutrisno: Jangan Sampai Tonjolkan Kejelekan di Muka Umum

Nasional
Golkar Minta Anies Pikir Ulang Maju Pilkada DKI, Singgung Pernyataan Saat Debat Capres

Golkar Minta Anies Pikir Ulang Maju Pilkada DKI, Singgung Pernyataan Saat Debat Capres

Nasional
Marinir Sebut Lettu Eko Tewas karena Bunuh Diri, Ini Kronologinya

Marinir Sebut Lettu Eko Tewas karena Bunuh Diri, Ini Kronologinya

Nasional
Ketua Komisi VIII Cecar Kemenhub Soal Pesawat Haji Terbakar di Makassar

Ketua Komisi VIII Cecar Kemenhub Soal Pesawat Haji Terbakar di Makassar

Nasional
MPR Akan Bertemu Amien Rais, Bamsoet: Kami Akan Tanya Mengapa Ingin Ubah UUD 1945

MPR Akan Bertemu Amien Rais, Bamsoet: Kami Akan Tanya Mengapa Ingin Ubah UUD 1945

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Mulai Diberangkatkan dari Madinah ke Mekkah

Jemaah Haji Indonesia Mulai Diberangkatkan dari Madinah ke Mekkah

Nasional
Bertemu PM Tajikistan di Bali, Jokowi Bahas Kerja Sama Pengelolaan Air

Bertemu PM Tajikistan di Bali, Jokowi Bahas Kerja Sama Pengelolaan Air

Nasional
Kementan Kirim Durian ke Rumah Dinas SYL, Ada yang Capai Rp 46 Juta

Kementan Kirim Durian ke Rumah Dinas SYL, Ada yang Capai Rp 46 Juta

Nasional
Momen Eks Pejabat Bea Cukai Hindari Wartawan di KPK, Tumpangi Ojol yang Belum Dipesan

Momen Eks Pejabat Bea Cukai Hindari Wartawan di KPK, Tumpangi Ojol yang Belum Dipesan

Nasional
Jokowi Bertemu Puan di WWF 2024, Said Abdullah: Pemimpin Negara Harus Padu

Jokowi Bertemu Puan di WWF 2024, Said Abdullah: Pemimpin Negara Harus Padu

Nasional
Menkumham Mengaku di Luar Negeri Saat Rapat Persetujuan Revisi UU MK

Menkumham Mengaku di Luar Negeri Saat Rapat Persetujuan Revisi UU MK

Nasional
Ekspresi Prabowo Diperkenalkan Jokowi sebagai Presiden Terpilih di WWF Ke-10 di Bali

Ekspresi Prabowo Diperkenalkan Jokowi sebagai Presiden Terpilih di WWF Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com