JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengatakan, Covid-19 varian baru bernama Eris, yang merupakan subvarian Omicron E.G 5.1 belum menyebabkan dampak serius di Indonesia meski peluang kasus menjadi dominan tetap ada.
Karena belum menyebabkan dampak serius, dia meminta masyarakat tidak panik.
Utamanya, jika sudah menerapkan pola hidup bersih dan sehat, memakai masker, rajin mencuci tangan, hingga mengakses vaksinasi Covid-19.
"Sejauh ini saya kira masyarakat tidak perlu panik. Saya kira secara umum potensi untuk menjadi dominan iya, tapi menyebabkan dampak serius, saya blm melihat itu," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (7/8/2023).
Baca juga: Jokowi Teken Perpres 48/2023, Obat dan Vaksin Covid-19 Masih Bisa Digunakan
Dicky menuturkan, vaksinasi Covid-19 masih sangat efektif melawan virus.
Masyarakat, kata dia, tetap perlu melakukan upaya pencegahan penyebaran virus untuk melindungi kelompok rawan dan kelompok yang tidak bisa mendapat vaksinasi.
Salah satu upaya yang dilakukan yakni memakai masker ketika berkunjung ke rumah orang tua dan fasilitas layanan kesehatan.
"Ini penting. Sembari menunggu perkembangan lebih lanjut, tetap perlu menjaga PHBS, memakai masker apabila berada di lingkungan yang buruk sirkulasi ventilasi udaranya," tutur dia.
Lebih lanjut Dicky menuturkan, subvarian Eris sudah ditemukan di Indonesia.
Dicky mengungkapkan, subvarian tersebut menyebar ke Asia, Eropa, hingga Amerika Serikat. Saat ini, ada sekitar 36 negara yang telah mendeteksinya adanya Eris di negara tersebut.
Baca juga: Varian Covid-19 Eris Masuk Indonesia, Kenali Gejalanya
Status subvarian ini di bawah pengawasan (under monitoring). Data menunjukkan, tingkat keparahan dan kematiannya belum memperlihatkan dampak yang signifikan.
"Gejala juga tidak ada perbedaan dan bahkan cenderung tidak ada demam dan tidak ada hilang penciuman. Ini yang tentu ini jauh berkurang (keparahan gejalanya) dibandingkan sebelumnya," ujar Dicky.
Sebelumnya diberitakan, varian baru Covid-19 Eris saat ini menjadi varian baru yang menyebar dengan cepat di wilayah Inggris Raya.
Dikutip dari RepublicWorld, satu dari tujuh kasus Covid-19 di Inggris Raya telah terkonfirmasi positif varian Eris.
Selain itu, varian baru ini dilaporkan dapat menginfeksi di semua kelompok umur.
"Kami terus melihat peningkatan kasus Covid-19 dalam laporan minggu ini. Kami juga melihat peningkatan kecil rawat inap di sebagian besar kelompok usia, terutama di kalangan lansia," kata Kepala Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) Dr Mary Ramsay.
Meski demikian, dari laporan awal, virus tidak menyebabkan kenaikan jumlah pasien rawat inap. Selain itu, tak ada peningkatan jumlah orang yang dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU).