JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menilai, anggapan bahwa terdapat kesalahan desain pada jembatan lengkung atau longspan LRT Jabodebek di Kuningan, Jakarta, tidak tepat.
"Bukan karena salah desain itu, hati-hati itu," kata Basuki saat ditemui di Indonesia Arena, Jakarta, Senin (7/8/2023).
Ia menilai wajar apabila kereta LRT Jabodebek harus menurunkan kecepatannya saat melintas di tikungan Kuningan.
Basuki mengingatkan, kereta api memang harus menurunkan kecepatanya saat sedang berbelok.
"Misalnya kalau di kota berapa kecepatannya, 30-40 km per jam, lah kalau di tikungan itu 20 km per jam ya wajar kan? Mau kecepatan berapa lagi?" ujar dia.
Baca juga: Tidak Jadi Gratis, Segini Tarif LRT Jabodetabek Saat Soft Launching 12 Juli
Basuki mengeklaim, longspan tersebut masih berada dalam koridor keselamatan transportas
Ia menyebutkan, Komite Kemanaan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan (KKJTJ) yang berada di bawah Kementerian PUPR juga sudah melakukan uji coba dan hasilnya aman.
"Konstruksinya sudah oke, kalau konstruksinya," kata Basuki.
Wakil Menteri BUMN Kartiko Wiroatmodjo sebelumnya menyebut kereta LRT Jabodebek harus melambat dan hanya bisa berjalan dengan kecepatan 20 km per jam saat melintasi longspan Kuningan.
Tiko, sapaan akrabnya, menyebutkan bahwa hal itu disebabkan oleh kesalahan desain pada bagian jembatan rel atau longspan LRT Jabodebek di Kuningan.
Baca juga: 12 Temuan KNKT Terkait Kecelakaan LRT Jabodetabek di Jakarta Timur
"Kalau lihat longspan dari Gatot Subroto ke Kuningan kan ada jembatan besar, itu sebenarnya salah desain, karena dulu Adhi sudah bangun jembatannya, tapi dia enggak ngetes sudut kemiringan keretanya," ungkap Tiko dalam acara "InJourney Talks", Selasa (1/8/2023).
Menurut Tiko, tikungan tersebut kurang lebar sehingga kereta harus berjalan dengan lambat.
Dia bilang, jika tingkungan jembatan itu digarap melebar maka kereta LRT Jabodebek bisa tetap melaju dengan kencang.
"Jadi sekarang kalau belok harus pelan sekali, karena harusnya itu lebih lebar tikungannya. Kalau tikungannya lebih lebar, dia bisa belok sambil speed up. Tapi karena tikungannya sekarang sudah telanjur dibikin sempit, mau enggak mau keretanya harus jalan hanya 20 km per jam, pelan banget," papar Tiko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.