JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menyinggung tingginya harga-harga kebutuhan pokok yang diperlukan oleh masyarakat.
Hal itu disampaikan Anies dalam acara dialog rakyat yang digelar Partai Demokrat di gedung Sasana Budaya Ganesja (Sabuga) Bandung, Jawa Barat.
Menurut Anies, tingginya harga-harga kebutuhan masyarakat dapat diubah dalam kebijakan yang dilakukan oleh pimpinan nasional berikutnya.
“Ketika kita dengar kata perubahan maka ini bukan sekedar perubahan pemimpinnya kenapa? Karena kalau pemimpinnya pasti akan berubah,” kata Anies dalam sambutanya, dikutip dari Youtube Agus Yudhoyono, Minggu (6/8/2023).
Baca juga: Anies dan AHY Bertemu di Bandung, Bicara Pentingnya Anak Muda dalam Perubahan
“Periode dua dilewati sudah, sampai diujung di 2024, jadi perubahan ini bukan bicara perubahan pemimpin, lain kalau bicara 2019,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Anies menilai, perubahan ini bukan soal sosok. Akan tetapi, kebijakan yang menyentuh kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
Misalnya, kebutuhan pokok, adanya lapangan pekerjaan, pendidikan berkualitas hingga tuntas dan pelayanan kesehatan yang baik.
“Empat hal ini, kita akan masuk kepada pertanyaan sederhana, apakah kebutuhan pokok hari ini harganya murah atau mahal?” kata Anies.
“Mahal,” jawab simpatisannya yang hadir dalam acara tersebut.
Baca juga: Survei Indikator: Siapa Pun Cawapresnya, Prabowo Selalu Menang Lawan Anies dan Ganjar di Sumbar
“Murah atau mahal,” tanya Anies lagi.
“Mau diteruskan mahalnya atau diubah?” lanjut Anies.
“Diubah,” sorak hadirin.
Anies menyampaikan, jargon perubahan yang selama ini disuarakan merupakan esensi dari kebijakan yang menyentuh pada kebutuhan masyarakat.
“Itulah perubahan, perubahan bicara tentang mengubah dari kebutuhan pokok yang mahal menjadi murah,” papar dia.
Anies pun menyinggung minimnya lapangan pekerjaan di Indonesia. Padahal, tenaga kerja di Indonesia sangat berlimpah.