Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kemungkinan Bertemu Gus Yahya, Muhaimin: Ya Pastilah

Kompas.com - 04/08/2023, 19:25 WIB
Tatang Guritno,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar angkat bicara soal peluang bertemu dengan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Menurutnya, kemungkinan itu selalu ada meskipun saat ini tak ada persoalan yang mendesak untuk dibahas.

“Ya pastilah (ingin bertemu). Ketemu atau tidak ketemu itu kan soal teknis ya. Tapi prinsipnya adalah perjuangan kultural, perjuangan sosial dan keagamaan ada di sana (PBNU). Perjuangan politik ada di sini. Jadi tidak ada yang perlu dibahas,” ujar Muhaimin di kantor DPP PKB, Senen, Jakarta, Jumat (4/8/2023).

Baca juga: PKB Anggap Peluang Muhaimin Jadi Cawapres Ganjar Tak Berat

Ia mengatakan, yang terpenting saat ini PKB dan PBNU sama-sama bekerja di bidangnya masing-masing. Sebab, keduanya bakal menghormati satu sama lain, jika bisa menyelesaikan tugas ditengah masyarakat.

“Sekarang siapa yang paling produktif itu akan mendapatkan penghormatan. Kalau PBNU produktif, kita hormat dan salut. Kalau kita produktif, hasil pemilu bagus, pasti kita akan mendapat penghormatan dari teman-teman PBNU,” papar dia.

Ia mengungkapkan, peringatan Haul ke 14 Presiden ke 4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur selalu dirayakan guna mengirimkan doa dan mengingatkan kepada semua kader PKB untuk selalu mengikuti ajarannya.

“Agar semua kader tidak pernah lupa perintah, doktrin Gus Dur. Terutama soal dua, keadilan dan kemanusiaan. Dua inilah yang jadi mission, jadi spirit Gus Dur di perjuangan kita di pemerintahan, di legislatif,” imbuh dia.

Adapun hubungan PBNU dan PKB tampak berjarak setelah Yahya menjadi Ketua Umum PBNU.

Gus Yahya tak hadir dalam perayaan hari lahir (harlah) ke 25 PKB yang digelar di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, 23 Juli.

Baca juga: Muhaimin Siap Merapat ke PDI-P, jika Tak Dapat Kepastian Cawapres dari Gerindra

Muhaimin mengaku sudah memberikan undangan untuk Yahya, namun hal itu ditampik oleh Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Sulaeman Tanjung.

Sulaeman mengatakan, tak ada undangan yang masuk dari PKB untuk meminta Yahya mengikuti perayaan harlah PKB itu.

Di sisi lain, Yahya berulang kali meminta tak ada pihak yang menarik-narik PBNU untuk menghadapi Pemilu 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com