JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebut ada kesalahan dalam proses memasukkan data terkait volume pengadaan 187 pepper projectile launcher oleh Polri pada 2022.
Adapun pepper projectile launcher merupakan salah satu perangkat untuk kebutuhan penggunaan gas air mata Polri.
Ramadhan menyampaikan itu menanggapi temuan Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyoroti adanya kelebihan bayar pengadaan alat itu yang dinilai terlalu mahal.
Ramadhan menjelaskan seharusnya jumlah pengadaan pepper projectile launcher yang dimasukkan ke LPSE sebanyak 1.857 unit. Akan tetapi yang diinput hanya 187 unit.
“Kelebihan bayar itu ada kesalahan input, kesalahan input mestinya 1.857 terinput 187. Nah itu ya sehingga ada pemberitaan kelebihan bayar,” kata Ramadhan dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (14/7/2023).
Menurut Ramadhan, akibat kesalahan input pengadaan itu membuat ada selisih angka yang besar.
Kesalahan input tersebut, kata Ramadhan, terjadi di Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Namun kini kesalahan itu sudah diperbaiki.
Baca juga: ICW-Trend Asia Sebut Polri Beli 868 Ribu Gas Air Mata Senilai Rp 1,1 Triliun pada 2013-2022
“Ini kesalahn input di SIRUP ya, di Sistem Informasi rencana umum pengadaan SIRUP LKPP. Jadi kesalah input yang mestinya ada 187, tapi itu telah diperbaiki ya. Ini bisa dilihat di aplikasi LKPP,” jelasnya.
Sebelumnya, Penelitian Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Trend Asia mengungkap bahwa rencana pengadaan 187 pepper projectile launcher oleh Polri pada 2022 terlalu mahal karena mencapai Rp 49.860.450.000 (Rp 49,8 miliar).
Peneliti ICW Wana Alamsyah mengatakan, pihaknya menemukan rencana pengadaan dari sistem informasi umum pengadaan pada 2022.
“Nilai kontraknya adalah Rp 49 Miliar dan yang memenangkan adalah PT Tri Manunggal Daya Cipta,” kata Wana dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube ICW, Minggu (9/7/2023).
ICW dan Trend Asia kemudian melakukan perhitungan sederhana dan mendapati harga satu unit pepper projectile launcher Rp 266,6 juta.
Baca juga: ICJR: Gas Air Mata Kedaluwarsa yang Digunakan dalam Tragedi Kanjuruhan Lebih Beracun
Ketika melakukan verifikasi, mereka mendapati PT Tri Manunggal Daya Cipta itu benar menyediakan barang pepper projectile launcher bernama Byrna Le Launcher-Pepper.
“Yang mana kami asumsikan ketika PT Tri Manunggal Daya Cipta ini menang (tender) artinya dia akan menyediakan barang tersebut ke kepolisian,” ujar Wana.
Selanjutnya, ICW dan Trend Asia mengecek website produsen pepper projectile launcher dengan harga 479.99 dollar Amerika Serikat.