DUA tiga hari ini agak senggang waktunya bagi para Jamaah. Masa puncak haji sudah terlewati. Masa menegangkan sudah usai. Grafik ketegangan menurun.
Semua jamaah sudah melaksanakan lempar jumroh (kerikil), lalu tawaf ifadah dan sai (keliling Ka’bah dan lari-lari antara Safa dan Marwa seperti pertama kali di lakukan saat qudum).
Tahallul (disimbolkan dengan pemotongan rambut) tanda selesainya ibadah secara umum. Tinggal tawaf wada (perpisahan).
Bus sholawat bagi jamaah Indonesia juga sudah beroperasi kembali yang bisa mengantar jamaah dari hotel ke Haram dan arah sebaliknya.
Sebagian jamaah haji Indonesia sudah berpikir belanja untuk oleh-oleh. Sebagian yang lain ingin sholat dengan tenang di area Haram atau tawaf lagi yang lebih rileks.
Pemberangkatan ke Tanah Air sesuai dengan urutan kloter. Sebentar lagi kloter awal akan segera terbang ke Jeddah menuju Jakarta.
Ada beberapa yang jadwalnya ziarah ke Madinah. Sebagian besar sejak dari awal tiba di Madinah lebih dahulu, lalu lanjut ke Mekkah.
Haji menyangkut aspek lain, diplomasi international. Tentu kerajaan Saudi sebagai penjaga dua Haram mempunyai leverage (daya tawar) yang tinggi dan mutlak.
Negara-negara Muslim lain pasti berminat ziarah baik umroh ataupun haji. Saudi pasti berperan sebagai tuan rumah.
Umat Muslim di negara-negara lain tetap tamu statusnya. Saudi mempunyai keistimewaan (previlage) sebagai tempat kelahiran Islam, ditempati dua kota utama Islam: Mekkah dan Madinah.
Negara-negara lain yang penduduknya Muslim tidak bisa menawar ini. Apapun yang ditawarkan Saudi akan diterima sebagai syarat pengunjung dengan hak dan keterbatasannya.
Semua otoritas ada di tuan rumah, tamu adalah pengunjung sementara. Tuan rumah tetap pemilik rumah dengan hak-hak kepemilikannya, baik tempat ataupun otoritas.
Haji sekaligus diplomasi internasional dalam hal ekonomi dan politik, baik bagi Saudi maupun negara-negara pengirim jamaah.
Saudi saat ini mempercayakan pengelolaannya pada pihak swasta: Mashariq dan Dhuyuf al-Bayt. Ini semacam holding yang akan bekerjasama lagi dengan pihak-pihak swasta lain di bawahnya, seperti Maktab.
Dahulu para Maktab ini bisa bersaing dalam menggaet klien. Bagi yang menyambut tamu-tamu dengan baik, jamaah akan banyak pada tahun berikutnya.