JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 Hijriah Subhan Cholid mengingatkan jemaah haji untuk tidak mencoba-coba memasukkan air zamzam ke dalam koper.
Sebab, koper tersebut akan diperiksa, dibongkar, dan air zamzam di dalamnya disita.
"Jangan masukkan air zamzam ke koper bagasi. Sebab, koper berisi air zamzam akan terdeteksi yang berakibat dibongkar dan dikeluarkan airnya. Ini sudah menjadi ketentuan penerbangan," ucap Subhan Cholid di Mekkah, dikutip dari siaran pers Kemenag, Senin (3/7/2023).
Baca juga: Pemerintah Minta Saudi Tambah Jatah Air Zamzam Jemaah Haji Indonesia
Subhan menyampaikan, membawa cairan lebih dari 100 ml dilarang selama penerbangan.
Sesuai aturan penerbangan, penumpang pesawat dilarang membawa barang yang mudah terbakar atau meledak, senjata api dan senjata tajam, gas, aerosol, dan cairan melebihi 100 mililiter, uang lebih dari Rp 100 juta atau 25.000 SAR, dan air zamzam.
Meski tidak boleh membawa air zamzam, kata Subhan, jemaah tetap akan mendapatkan air zamzam di asrama haji.
"Jemaah haji akan mendapat lima liter air zamzam yang akan dibagikan saat tiba di Asrama Haji Debarkasi," ujar dia.
Nantinya, Garuda Indonesia dan Saudia Airlines yang menjadi maskapai penerbangan haji tahun ini hanya akan mengangkut barang bawaan jemaah.
Barang-barang tersebut yaitu tas, paspor, koper kabin, dan koper bagasi.
"Jemaah haji Indonesia berhak membawa koper kabin dengan berat maksimal 7 kilogram, koper bagasi dengan berat maksimal 32 kilogram, dan tas paspor," ujar dia.
Baca juga: 8 Oleh-oleh Haji dan Umrah di Pasar Tanah Abang, Ada Air Zamzam
Selepas puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina), penyelenggaraan haji masuk tahap pemulangan jemaah. Kelompok terbang (kloter) awal akan kembali ke Tanah Air mulai 4 Juli 2023.
Dua hari sebelum kepulangan, akan ada proses penimbangan bagasi dan pemeriksaan koper bagasi dengan menggunakan X-ray multiview yang dapat mendeteksi barang-barang yang dilarang, termasuk air zamzam.
Jika kedapatan membawa air zamzam, koper jemaah akan dibongkar.
Pembongkaran biasanya cukup memakan waktu hingga 3 jam per kloter, sedangkan tanpa pembongkaran hanya memakan waktu 1 jam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.