JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan ajudan Presiden Sukarno, Sidarto Danusubroto, berpandangan bahwa Wisma Yaso semestinya dijadikan museum Sukarno, bukan Museum Satria Mandala seperti saat ini.
Menurut Sidarto, Wisma Yaso yang merupakan tempat Bung Karno menghabiskan sisa hidupnya semestinya dijadikan tempat untuk mengenang Bung Karno.
"Itu harus diingatkan kepada pemerintah, jangan jadikan Satria Mandala, hero semua di situ, harus jadi museum Sukarno karena di situ tempat Sukarno ditahan di situ sampai meninggal, kenapa jadi Satria Mandala?" kata Sidarto dalam program Gaspol! Kompas.com, Selasa (27/6/2023).
Baca juga: Sidarto Danusubroto, Mantan Ajudan Soekarno yang Kembali Jadi Wantimpres
Sidarto berpendapat, Indonesia terlalu mengglorifikasi dan seolah tidak mau jujur kepada sejarahnya sendiri.
Ia mencontohkan, selain Wisma Yaso, lokasi penahanan orang-orang tertuduh komunis di Pulau Buru dan kawasan Nirbaya di Pulau Nusakambangan kini juga sudah tak tersisa.
Padahal, kata Sidarto, situs-situs serupa di luar negeri umumnya dijadikan monumen pengingat akan hak asasi manusia (HAM).
"Kita harus belajar dari negara-negara itu bahwa kita harus jujur pada sejarah kita, apa hitam atau putih itu harus jujur, tidak boleh dihilangkan," ujar Sidarto.
Baca juga: GASPOL! Hari Ini: Soekarno Dibunuh Pelan-pelan di Wisma Yaso
Untuk diketahui, Bung Karno ditahan di Wisma Yaso di penghujung hidupnya setelah ia dipaksa angkat kaki dari Istana imbas dinamika politik pasca-Gerakan 30 September 1965.
Setelah Bung Karno wafat, Wisma Yaso diubah menjadi Museum Satria Mandala. Museum ini didirikan sebagai lokasi edukasi sejarah mengenai Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.