Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.470 Bus Angkut Jemaah Haji ke Arafah untuk Wukuf

Kompas.com - 26/06/2023, 13:09 WIB
Reni Susanti

Penulis

MEKKAH, KOMPAS.com - Hari ini, 2,5 juta jemaah haji di dunia akan bergerak ke Arafah untuk melaksanakan wukuf pada 9 Zulhijjah atau 27 Juni 2023. Salah satunya 229.000 jemaah haji Indonesia.

Wukuf di Arafah ini menjadi penanda dimulainya puncak haji.

Jemaah haji Indonesia akan diangkut 1.470 bus untuk pergerakan dari Makkah menuju Arafah,” kata Kasi Transportasi Daker Makkah Petugas Penyelanggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Asep Subhana, Senin (26/6/2023) pagi.

Baca juga: Kunjungi Pemondokan Haji di Mekkah, Komisi IX Minta Jemaah Haji Jaga Kesehatan Jelang Wukuf di Arafah

Dia mengatakan, jam 7 pagi ini, jemaah mulai diangkut bus menuju ke Arafah. Mereka akan diangkut secara bergelombang.

“Bus akan berputar sebanyak tiga kali untuk mengangkut 3.000 jemaah. Masing-masing bus di satu maktab akan berputar tiga kali,” lanjutnya.

Menurut Asep, untuk trip pagi memang relatif lebih lancar karena lalu lintas tidak seberapa padat. Namun, untuk trip siang dan sore lalu lintas mulai padat.

“Dibutuhkan waktu 1,5-2 jam untuk perjalanan jemaah dari hotel menuju Arafah, itu termasuk loading naik turun penumpang di hotel dan di Arafah,” tambahnya.

Baca juga: Pemerintah Diminta Buat Rekayasa Kedaruratan untuk Waspadai Puncak Haji Armuzna

Asep mengimbau jemaah haji Indonesia yang tidak masuk dalam pemberangkatan trip pagi, untuk tidak keluar kamar agar tidak mengganggu mobilitas jemaah yang ke Arafah.

“Kami minta jemaah untuk tidak terlalu panik, keluar kamar sesuai dengan jadwal tripnya saja. Jika belum jadwalnya, istirahat saja dulu di kamar,” urainya.

Kunci dari keberhasilan pengangkutan jemaah dari hotel di Makkah menuju Arafah adalah kedisiplinan. Pertama kedisiplinan jemaah.

“Jemaah harus siap sesuai dengan jadwal tripnya. Kalau belum jadwalnya, jangan ke lobi hotel yang akan menghambat pergerakan jemaah mau ke Arafah,” paparnya.

Jika sudah jadwalnya, jemaah diminta disiplin segera turun dan bersiap di lobi. Begitu bus datang, jemaah langsung berangkat ke Arafah.

Kedua, kedisiplinan sopir bus. Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak maktab untuk membantu mengkomunikasikan dengan para sopir bus ini.

“Tantangan setiap tahunnya transportasi jemaah adalah banyak sopir nakal yang tidak segera kembali ke hotel setelah tiba di Arafah,” urainya.

Hal tersebut sudah diantisipasi dengan mematangkan koordinasi. Ia optimistis pihak maktab dan sopir bisa komitmen dan disiplin dalam penjemputan.

“Harapan kami proses pengangkutan jemaah ini berjalan lancar dan tidak ada kendala. Semua jemaah haji bisa diangkut dalam tiga trip,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com