JAKARTA, KOMPAS.com - Kedekatan PDI-P dan Demokrat menjadi perhatian publik setelah dua tokoh sentralnya, Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu pekan lalu, Minggu (18/6/2023).
Banyak pihak berharap, pertemuan keduanya memecah kebekuan komunikasi yang terjadi hampir dua dekade sejak 2004 lalu.
Bahkan, pertemuan Ketua DPP PDI-P dan Ketua Umum Partai Demokrat itu dinilai bisa jadi jalan untuk membuka komunikasi antara Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Majelis Dewan Pertimbangan Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Namun, hubungan yang tengah menghangat tak lantas membuat PDI-P mengundang Demokrat dalam gelaran akbar, perayaan puncak Bulan Bung Karno yang dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (24/6/2023).
Baca juga: Kehangatan PDI-P dan Demokrat, Berujung Rekonsiliasi atau Kemesraan Sesaat?
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan, pihaknya menjunjung etika politik dengan tak mengundang partai berlambang bintang itu pada perayaan puncak Bulan Bung Karno.
Pasalnya, saat ini Partai Demokrat telah masih terikat dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang dibentuk bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasdem.
Mewakili PDI-P, Hasto pun mengaku telah menyampaikan permohonan maaf pada Demokrat melalui sekjennya, Teuku Riefky Harsya.
“Jadi saya bilang sama Mas Teuku Riefky,’Mas mohon maaf karena Demokrat ini kan ada etika politik bersama PKS dan Partai Nasdem, yang penting kita komunikasi secara intens dan setelah ini kita lanjutkan apa yang sudah dilakukan antara Mbak Puan dan Mas AHY," sebut Hasto pada awak media, Sabtu lalu.
Dihubungi terpisah, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menganggap sikap PDI-P tak mengundang Demokrat sudah tepat.
Pasalnya, perayaan puncak Bulan Bung Karno juga menjadi bagian dari konsolidasi kemenangan partai banteng dan bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo dalam Pemilu 2024.
“Sedangkan Demokrat saat ini posisinya mengusung Mas Anies Baswedan bersama teman-teman di Koalisi Perubahan. Tentunya, tidak pas jika di acara yang merupakan bagian dari konsolidasi bacapres Ganjar, kami turut hadir,” tutur Herzaky pada Kompas.com, Minggu (25/6/2023).
Baca juga: Nasdem-Demokrat Tak Satu Suara Soal Cawapres Anies, PKS Pilih di Tengah
Ia menyatakan, keputusan PDI-P itu tak bakal merusak hubungan Puan dan AHY yang saat ini tengah dirajut.
“Komunikasi antara Mas AHY dan Mbak Puan ya tetap berjalan dengan lancar,” imbuh dia.
Kedua parpol sama-sama berjanji untuk mempertahankan hubungan baik yang terjalin setelah Puan dan AHY bertemu.
Dalam konteks ini, Hasto dan Herzaky memiliki sikap yang sama. Hasto menyatakan sudah menyampaikan pada Riefky bahwa PDI-P bakal tetap berkomunikasi dengan Demokrat.
Baca juga: PDI-P Minta Maaf Tak Undang Demokrat ke Puncak Bulan Bung Karno
Sementara itu, Herzaky mengklaim pertemuan Puan dan AHY bakal terus terjadi karena keduanya selalu membahas soal pembangunan bangsa, tak hanya persoalan politik praktis jelang Pemilu 2024.
“Kedepannya akan ada pertemuan-pertemuan lanjutan, karena bagaimanapun komunikasi keduanya itu membicarakan masalah-masalah kebangsaa, kenegaraan, dan kerakyatan,” paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.