Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Diundang ke Bulan Bung Karno, Demokrat dan PDI-P Sepakat Tetap Jalin Komunikasi

Kompas.com - 26/06/2023, 08:57 WIB
Tatang Guritno,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kedekatan PDI-P dan Demokrat menjadi perhatian publik setelah dua tokoh sentralnya, Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu pekan lalu, Minggu (18/6/2023).

Banyak pihak berharap, pertemuan keduanya memecah kebekuan komunikasi yang terjadi hampir dua dekade sejak 2004 lalu.

Bahkan, pertemuan Ketua DPP PDI-P dan Ketua Umum Partai Demokrat itu dinilai bisa jadi jalan untuk membuka komunikasi antara Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Majelis Dewan Pertimbangan Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Namun, hubungan yang tengah menghangat tak lantas membuat PDI-P mengundang Demokrat dalam gelaran akbar, perayaan puncak Bulan Bung Karno yang dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (24/6/2023).

Baca juga: Kehangatan PDI-P dan Demokrat, Berujung Rekonsiliasi atau Kemesraan Sesaat?

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan, pihaknya menjunjung etika politik dengan tak mengundang partai berlambang bintang itu pada perayaan puncak Bulan Bung Karno.

Pasalnya, saat ini Partai Demokrat telah masih terikat dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang dibentuk bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasdem.

Mewakili PDI-P, Hasto pun mengaku telah menyampaikan permohonan maaf pada Demokrat melalui sekjennya, Teuku Riefky Harsya.

“Jadi saya bilang sama Mas Teuku Riefky,’Mas mohon maaf karena Demokrat ini kan ada etika politik bersama PKS dan Partai Nasdem, yang penting kita komunikasi secara intens dan setelah ini kita lanjutkan apa yang sudah dilakukan antara Mbak Puan dan Mas AHY," sebut Hasto pada awak media, Sabtu lalu.

Demokrat anggap sikap PDI-P sudah tepat

Dihubungi terpisah, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menganggap sikap PDI-P tak mengundang Demokrat sudah tepat.

Pasalnya, perayaan puncak Bulan Bung Karno juga menjadi bagian dari konsolidasi kemenangan partai banteng dan bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo dalam Pemilu 2024.

“Sedangkan Demokrat saat ini posisinya mengusung Mas Anies Baswedan bersama teman-teman di Koalisi Perubahan. Tentunya, tidak pas jika di acara yang merupakan bagian dari konsolidasi bacapres Ganjar, kami turut hadir,” tutur Herzaky pada Kompas.com, Minggu (25/6/2023).

Baca juga: Nasdem-Demokrat Tak Satu Suara Soal Cawapres Anies, PKS Pilih di Tengah

Ia menyatakan, keputusan PDI-P itu tak bakal merusak hubungan Puan dan AHY yang saat ini tengah dirajut.

“Komunikasi antara Mas AHY dan Mbak Puan ya tetap berjalan dengan lancar,” imbuh dia.

Janji pertahankan hubungan

Kedua parpol sama-sama berjanji untuk mempertahankan hubungan baik yang terjalin setelah Puan dan AHY bertemu.

Dalam konteks ini, Hasto dan Herzaky memiliki sikap yang sama. Hasto menyatakan sudah menyampaikan pada Riefky bahwa PDI-P bakal tetap berkomunikasi dengan Demokrat.

Baca juga: PDI-P Minta Maaf Tak Undang Demokrat ke Puncak Bulan Bung Karno

Sementara itu, Herzaky mengklaim pertemuan Puan dan AHY bakal terus terjadi karena keduanya selalu membahas soal pembangunan bangsa, tak hanya persoalan politik praktis jelang Pemilu 2024.

“Kedepannya akan ada pertemuan-pertemuan lanjutan, karena bagaimanapun komunikasi keduanya itu membicarakan masalah-masalah kebangsaa, kenegaraan, dan kerakyatan,” paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com