JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Said Abdullah menyatakan, pihaknya membuka diri seluas-luasnya terkait peluang rekonsiliasi antara Presiden kelima sekaligus Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Presiden keenam Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Said lantas mengungkit pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani yang baru-baru ini terjadi di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
"PDI-P membuka diri sejak awal sebagaimana pernyataan Mbak Puan dan pernyataan saya tanggal 7 ketika rakernas. Kami membuka diri seluas-luasnya, bahkan sudah terjadi pertemuan Mbak Puan dengan Ketua Umum Demokrat Bapak AHY," ujar Said saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Baca juga: 18 Tahun Silam, Awal “Perang Dingin” SBY-Megawati Dimulai…
Said menjelaskan, Megawati dan SBY selaku mantan Presiden pasti memiliki mimpi bersama tentang Indonesia.
Dia pun memberikan rasa hormatnya kepada SBY yang baru-baru ini bermimpi mengenai perjalanan naik kereta bersama Megawati dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Apa yang disampaikan dalam mimpi beliau itu, itu sesuatu yang indah dan sangat bermakna bagi kepentingan yang lebih luas untuk masyarakat kita," tuturnya.
Meski begitu, kata Said, alangkah lebih baik apabila pertemuan SBY dan Megawati bisa terjadi secara natural, tanpa perlu direkayasa. Sebab, setiap pemimpin pasti memiliki jalur komunikasinya masing-masing.
"Ini kan sudah menyangkut bapak SBY, Ibu Mega, Pak Jokowi, pasti jalannya antar beliau ini ada komunikasinya kan, tidak mungkin pangkat seperti saya akan mengatur-atur pertemuan dan sebagainya, itu jauh dari itu," jelas Said.
Sementara itu, Said menegaskan, tidak ada masalah apa pun antara PDI-P dan Demokrat.
Dia menyebutkan, PDI-P tidak keberatan apabila Demokrat ingin melakukan upaya rekonsiliasi.
"Tidak ada problem apa pun PDI-P dengan Demokrat, clear," imbuhnya.
Hampir dua dekade hubungan Megawati dan SBY renggang. “Perang dingin” seolah terjadi di antara keduanya.
Selama belasan tahun, perjumpaan Megawati dan SBY bisa dihitung jari. Keduanya hanya bertemu di acara-acara resmi, itu pun hanya berjabat tangan dan bertegur sapa sebentar sebelum akhirnya melanjutkan kegiatan masing-masing.
Baca juga: Soal Mimpi SBY, Demokrat Sebut Petunjuk Tuhan untuk Rekonsiliasi dengan Megawati
Kabarnya, ketegangan di antara keduanya bermula dari rivalitas politik menjelang Pemilu 2004.
Sebelum itu, SBY merupakan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) di Kabinet Gotong Royong, kabinet yang dipimpin Megawati.