Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Khawatir Anies Dijegal, Nasdem: Kalau Terjadi, Kebangetan

Kompas.com - 12/06/2023, 23:59 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Nasdem Sugeng Suparwoto mengatakan pihaknya tidak cemas terhadap upaya penjegalan bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan.

Adapun isu penjegalan Anies terus bergulir sejak beberapa minggu terakhir. Bahkan, para pimpinan ketiga partai di Koalisi Perubahan untuk Persatuan sampai bertemu di pulau pribadi Surya Paloh lantaran mencium dugaan penjegalan Anies.

"Oh ndak, ndak ada istilah insecure ini itu. Semua itu ada takarannya kok. Benar-benar, 'oh katanya ini akan diambil alih', dan sebagainya, ndak lah," ujar Sugeng saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (12/6/2023).

Menurut Sugeng, dugaan penjegalan terhadap Anies muncul dari masyarakat dan analisis para pengamat.

Namun, dia menyebut itu sebagai hak publik untuk berpendapat. Sugeng menegaskan Nasdem tidak merasakan upaya penjegalan tersebut.

 

"Tetapi kami tidak merasakan itu. Kami percaya kok dalam titik-titik tertentu enggak sejahat itu kok. Kalau sampai terjadi ya kebangeten," tuturnya.

Maka dari itu, Sugeng menekankan Koalisi Perubahan untuk Persatuan super solid.

Terlebih, kata dia, Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan akan bertemu besok.

"Pertemuan tim kecil. Tim 8, kebetulan saya kan masuk Tim 8," kata Sugeng.

 

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya membongkar isi pembicaraan antara para pimpinan partai pengusung bakal capres Anies Baswedan, yakni Nasdem, Demokrat, dan PKS di Pulau Kaliage, Kepulauan Seribu.

Riefky menjelaskan, para elite dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) itu membahas mengenai upaya penguasa dalam menjegal Anies maju ke Pilpres 2024.

Adapun Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu hadir dalam pertemuan di pulau pribadi Surya Paloh tersebut.

"Adanya indikasi, upaya penguasa akan melakukan segala cara untuk membuat bacapres Anies Rasyid Baswedan tidak berlayar," ujar Riefky saat dimintai konfirmasi, Rabu (31/5/2023).

Riefky menjelaskan, pihaknya juga mencium para penguasa berupaya mengganggu tiga partai yang kini mendukung Anies dengan segala cara dan sumber daya.

Meski demikian, Riefky menegaskan Koalisi Perubahan untuk Persatuan akan tetap solid untuk membuat Anies maju ke Pilpres 2024.

"Adanya kenyataan dan satu tekad yang solid dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, bahwa untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan, agar kehidupannya lebih sejahtera, lebih aman, lebih memiliki kebebasan dalam berdemokrasi, dan utamanya memiliki keadilan yang sama di mata hukum," tutur dia.

"Maka, Koalisi Perubahan ini harus berusaha untuk membuat Anies Rasyid Baswedan berlayar," sambung Riefky.

Dia mengatakan, mereka akan menempuh cara-cara yang sesuai dengan konstitusional dalam mengusung Anies sebagai Capres 2024.

Selain itu, kata dia, cara-cara tersebut juga harus sesuai dengan hukum dan berlandaskan pada ideologi Pancasila, UUD 1945, dan NKRI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com