JAKARTA, KOMPAS.com - Selamat pagi untuk seluruh sobat Kompas.com. Kami mencoba merangkum peristiwa politik selama sepekan lalu dalam artikel gelitik nasional ini.
Geliat politik tingkat nasional pada sepekan lalu cukup ramai dengan isu seputar kemelut yang terjadi di dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Kemelut yang terjadi di KPP utamanya adalah soal adanya desakan supaya sang bakal calon presiden, Anies Baswedan, segera mendeklarasikan siapa sosok yang akan mendampinginya sebagai bakal calon wakil presiden.
Sedangkan di sisi lain, Partai Demokrat dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mulai saling membuka komunikasi menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Padahal sebelumnya kedua partai politik itu berada dalam posisi yang berseberangan, yakni PDI-P yang saat ini sebagai partai penguasa dan Demokrat sebagai oposisi.
Kita awali dengan mengulas tentang kemelut yang saat ini tengah menerpa KPP. Sebagaimana kita ketahui, poros koalisi itu dihuni oleh Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Ketiga partai politik itu sudah meneken perjanjian dan kontrak politik untuk membentuk koalisi dan mendukung Anies yang merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta sebagai bakal calon wakil presiden.
Persoalan menyeruak setelah pada pekan lalu dipaparkan hasil survei terkait elektabilitas 3 bakal capres yang ada saat ini. Yaitu Anies, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
berdasarkan temuan Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Anies sebagai bakal capres turun sejak Juli 2022.
Baca juga: Upaya PDI-P Dekati Demokrat di Tengah Desakan agar Anies Baswedan Umumkan Bakal Cawapres...
Dalam simulasi tiga nama yang dilakukan Indikator, elektabilitas Anies secara berturut-turut, yakni 29,4 persen pada Juli 2022.
Lalu, pada Oktober 2022 jadi 28,4 persen. Kemudian, turun lagi pada Januari 2023 jadi 24,2 persen. Pada Februari 2023 menjadi 24 persen, dan April 2023 jadi 22,2 persen.
Selanjutnya, penurunan kembali terjadi pada awal Mei 2023 jadi 21,8 persen, dan akhir Mei 2023 elektabilitas Anies 18,9 persen.
Bahkan, kini elektabilitas Anies terpaut jauh dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di posisi kedua dengan 34,2 persen dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto diperingkat pertama dengan 38 persen.
Demokrat lantas resah dengan hasil survei itu. Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief, melontarkan pernyataan dengan mencurigai elektabilitas Anies Baswedan terus turun karena cawapres tak kunjung dideklarasikan.
Baca juga: Demokrat Desak Cawapres Ditetapkan, Anies Jawab Singkat