Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuh Kali Cawe-cawe Keluar dari Mulut Jokowi

Kompas.com - 30/05/2023, 18:00 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang cawe-cawe dalam peta politik menjelang pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang menuai berbagai tanggapan.

Presiden disebut mengakui dia melakukan cawe-cawe dengan alasan demi kepentingan negara.

Hal itu diutarakan Presiden dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media massa di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/5/2023) kemarin.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang dilaporkan turut hadir dalam pertemuan itu pun menambahkan cawe-cawe yang dimaksud identik dengan ikut bertanggung jawab dan tidak membiarkan.

Baca juga: Jokowi Akui Cawe-cawe untuk Pilpres 2024, Anies: Kami Harap Itu Tidak Benar

Presiden disebut beberapa kali menyinggung soal sikap cawe-cawe itu di depan para pemimpin redaksi media massa.

”Ada lebih dari tujuh kali Pak Presiden mengatakan cawe-cawe,” kata GM News and Current Affairs Kompas TV, Yogi Nugraha, seperti dikutip dari Kompas.id.

Menurut Pemimpin Redaksi Kompas, Sutta Dharmasaputra, Presiden Jokowi menuturkan bahwa dirinya cawe-cawe untuk kepentingan yang positif dan bukan hanya urusan calon presiden dan calon wakil presiden.

Cawe-cawe untuk negara, (untuk) kepentingan nasional. Bukan untuk kepentingan capres-cawapres,” kata Sutta menyitir pernyataan Presiden.

Baca juga: Jokowi Ingin Cawe-cawe demi Kepentingan Bangsa, Pengamat: Jangan Sampai Melegitimasi Manuver Politik Pribadi

Menurut Sutta, Jokowi menyampaikan tentang betapa pentingnya kurun waktu selama 13 tahun mendatang untuk Indonesia supaya memanfaatkan bonus demografi.

Maka dari itu, kata Sutta, Presiden menilai Pemilu 2024, 2029, dan 2034 sangat penting.

Diminta fokus kerja

Di sisi lain, sejumlah kalangan mengkritik sikap Jokowi yang cawe-cawe dalam urusan politik menjelang Pemilu dan Pilpres.

Salah satu partai politik yang mengkritik sikap Jokowi itu adalah Partai Demokrat.

Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai cawe-cawe berarti melakukan sesuatu di luar wewenang dan tanggung jawab Jokowi sebagai Presiden.

Baca juga: Jokowi Ingin Cawe-cawe di Pemilu 2024, Golkar: Semua Orang Harus Terlibat

“Seharusnya beliau menyampaikan, saya akan fokus dengan tugas dan tanggung jawab utama saya. Bukan malah menyampaikan saya akan cawe-cawe demi kepentingan negara,” sebut Herzaky dalam keterangannya, Selasa (30/5/2023).

Herzaky mengeklaim saat ini masyarakat lebih menginginkan Jokowi untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah sebelum lengser pada akhir 2024.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com