Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Jalan Elektoral Ganjar Pranowo Semakin Menantang

Kompas.com - 25/05/2023, 11:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SURVEI Litbang Harian Kompas terbaru menunjukkan perubahan yang cukup menarik pada elektabilitas para kandidat calon presiden untuk pemilihan umum 2024. Persaingan antara Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo semakin ketat dan panas.

Elektabilitas Prabowo Subianto menunjukkan peningkatan yang cukup berarti ke angka 24,5 persen dibanding Januari 2023 yang hanya di bawah 20 persen.

Sementara elektabilitas Ganjar Pranowo menurun ke angka 22,8 persen dibanding Januari 2023 yang hampir 25 persen.

Sementara itu, elektabilitas Anies Baswedan terbilang stagnan selama tiga bulan terakhir di angka belasan persen. Elektabilitas Anies berada di angka 13,6 persen pada Mei 2023, tak jauh berbeda dengan hasil Januari 2023 lalu.

Menariknya, di kalangan Generasi Z, berdasarkan hasil survei Litbang Kompas yang dilangsungkan dari 29 April sampai 10 Mei 2023, menunjukkan bahwa Prabowo Subianto merupakan sosok yang paling banyak dipilih oleh generasi Z atau warga berusia 17-26 tahun sebagai calon presiden (capres).

Survei menunjukkan, 32,7 persen generasi Z memilih Prabowo sebagai capres bila pemilihan presiden berlangsung pada masa jajak pendapat tersebut dilakukan.

Elektabilitas ketua umum Partai Gerindra itu diikuti oleh Ganjar Pranowo sebesar 24,5 persen; Anies Baswedan 10 persen; Ridwan Kamil 8,5 persen; Sandiaga Uno 2,4 persen; dan Agus Harimurti Yudhoyono 0,6 persen.

Hal menarik lainnya adalah bahwa berdasarkan survei yang sama, terdapat perubahan arah dukungan pemilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pemilu 2019 pada dua sosok yang masuk bursa calon presiden (capres) mendatang, yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Berdasarkan survei-survei dalam rentang waktu setahun terakhir, mayoritas pendukung Jokowi memang terpantau mendukung Ganjar Pranowo.

Namun demikian, pada periode survei Januari 2023, pemilih Jokowi yang mendukung Prabowo Subianto sebanyak 21 persen, meningkat menjadi 26,2 persen pada survei terbaru Mei 2023.

Sementara untuk Ganjar, dari yang awalnya 61 persen pada survei Januari 2023, turun menjadi 56,3 persen pada survei Litbang Kompas per Mei 2023.

Dan temuan yang tidak kalah penting, berdasarkan survei yang sama, menunjukkan bahwa tingkat kemantapan pemilih ternyata masih tergolong rendah.

Dari semua responden yang disurvei dan sudah menentukan pilihan politiknya jika pemilihan diadakan hari ini (saat survei dilangsungkan), terdapat sekitar 43 persen yang masih belum "mengunci" pilihannya untuk pemilihan tahun depan.

Temuan-temuan dari hasil survei

Tim Litbang Kompas ini tentu menyisakan banyak catatan dan pertanyaan yang harus dijawab oleh salah satu kandidat yang selama ini sering bercokol di puncak survei, yakni Ganjar Pranowo.

Pertama, penguasaan pasar politik pada pemilih muda, generasi Z, oleh Prabowo harus menjadi perhatian utama Ganjar Pranowo dan Tim pemenangannya.

Mengapa? Karena dari ketiga kandidat, Prabowo adalah kandidat yang dari sisi usia paling tua karena terlahir di tahun 1951, sementara Ganjar dan Anies lahir tahun 1968 dan 1969.

Artinya, meskipun ketiga kandidat masuk kategori generasi Baby Boomers, tapi Prabowo adalah kandidat yang paling jauh terpisahkan oleh umur dengan generasi Z.

Dengan kata lain, ada faktor yang bekerja lebih efektif dalam menentukan pilihan generasi Z, selain kedekatan hubungan generasional, yang harus terus dipelajari oleh Tim Ganjar Pranowo, jika ingin menguasai pangsa pasar generasi Z.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com