Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Adu Kuat Para Kandidat

Kompas.com - 24/05/2023, 12:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMILIHAN Presiden (Pilpres) 2024 masih sekitar sembilan bulan lagi. Namun, aura persaingan dan rebutan dukungan sudah mulai dirasakan. Beragam cara dilakukan guna meningkatkan popularitas dan elektabilitas jelang pemilihan.

Sejumlah tokoh digadang-gadang bakal maju dan berkompetisi di Pilpres 2024. Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan adalah tiga nama yang dikabarkan bakal maju dan berlaga di pilpres pada Februari 2024.

Tiga nama itu selalu mendominasi dan menduduki papan atas survei terkait popularitas dan elektabilitas. Hasil survei Litbang Kompas pada 29 April-10 Mei 2023 menunjukkan, elektabilitas Prabowo sebagai calon presiden (capres) mencapai 24,5 persen. Sementara elektabilitas Ganjar Pranowo 22,8 persen. Dengan hasil ini, Prabowo kembali ke puncak setelah sempat disalip Ganjar Pranowo.

Sementara itu, elektabilitas Anies Baswedan sebesar 13,6 persen.

Baca juga: Kenaikan Elektabilitas Partai Gerindra-Prabowo Subianto Dianggap Fenomena Unik

Head to Head

Elektabilitas Prabowo meningkat signifikan, yaitu 6,4 persen, dari sebelumnya 18,1 persen pada Januari 2023 dan menjadikan elektabilitasnya berada di posisi teratas. Ini merupakan kali pertama Prabowo berada di posisi puncak elektabilitas capres versi Litbang Kompas sejak Oktober 2022.

Pada survei bulan Oktober 2022 dan Januari 2023, elektabilitas Prabowo berada di bawah Ganjar. Jika merujuk hasil survei Litbang Kompas, Prabowo juga elektabilitasnya lebih tinggi jika head to head diadu dengan Ganjar Pranowo atau melawan Anies Baswedan.

Jika diadu dengan Ganjar Pranowo, Prabowo didukung oleh 51,1 persen responden. Sementara Ganjar sekitar 48,9 persen. Sementara jika melawan Anies Baswedan, Prabowo didukung oleh 62 persen responden. Sedangkan Anies hanya memperoleh dukungan dari 38 persen responden.

Tak hanya Litbang Kompas. Survei yang digelar LSI Denny JA dan Indikator Politik Indonesia juga menempatkan Prabowo Subianto dalam posisi teratas. Hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada 11-17 April 2023 menunjukkan tingkat elektabilitas Prabowo secara head to head lebih tinggi dibanding Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Berdasarkan hasil survei, jika Prabowo melawan Anies Baswedan, elektabilitas Prabowo berada di angka 49,3 persen berbanding 33,7 persen. Sementara jika dihadapkan dengan Ganjar, Prabowo juga lebih tinggi dengan elektabilitas 46,8 persen dibandingkan 40,0 persen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Prabowo Tertinggi di Generasi Z

Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) juga menunjukkan, Prabowo Subianto angkanya lebih tinggi dalam berbagai simulasi dua putaran pemilihan presiden (pilpres). Jika melawan Anies Baswedan survei LSI menunjukkan bahwa Prabowo yang menang dengan elektabilitas mencapai 51,7 persen. Sementara jika diadu dengan Ganjar Pranowo, survei LSI menunjukkan, Prabowo juga menang dengan elektabilitas sebesar 49,2 persen, sedangkan Ganjar 39,7 persen.

U - 20 dan Jokowi Effect

Keberhasilan Prabowo kembali ke posisi puncak tak lepas dari turunnya elektabilitas Ganjar Pranowo. Pernyataan Ganjar yang menolak kedatangan tim sepak bola Israel bermain di Piala Dunia U-20 dituding sebagai penyebab melorotnya elektabilitas gubernur Jawa Tengah ini.

Apalagi, pernyataan ini dianggap menyebabkan Indonesia gagal menjadi tuan rumah gelaran sepak bola internasional ini. Pendukung sepak bola di Indonesia yang jumlahnya bisa mencapai puluhan juta sangat kecewa dan mengalihkan suaranya kepada calon lain termasuk Prabowo Subianto.

Berdasarkan survei, pemilih yang mengaku memilih Ganjar sebelum kasus tersebut mencuat, kini hanya 63 persen yang tetap mendukung Gubernur Jawa Tengah itu. Sementara sebanyak 12,5 persen suara disebut lari ke Prabowo. Sedangkan sisanya lari ke calon lain atau abstain.

Selain menurunnya elektabilitas Ganjar, naiknya elektabilitas Prabowo Subianto juga disinyalir terjadi karena faktor efek Jokowi atau Jokowi Effect. Menurut sejumlah pengamat, Presiden Jokowi dianggap cukup masif dan intensif mempromosikan Prabowo sehingga membuat elektabilitas Menteri Pertahanan itu naik signifikan.

Kedekatan Jokowi dengan Prabowo di berbagai kesempatan diduga juga membuat para pendukung Jokowi yang semula ke Ganjar mengalihkan dukungan. Apalagi belakangan, ada kabar jika hubungan antara Jokowi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tengah renggang.

Mengapa elektabilitas Prabowo naik tajam dan Ganjar ketinggalan? Benarkah Jokowi memiliki peran besar terkait melonjak dan melorotnya elektabilitas para kandidat ini? Lalu bagaimana nasib Anies Baswedan yang elektabilitasnya dianggap stagnan?

Saksikan pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu (24/5/2023) di Kompas TV mulai pukul 20.30 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com