JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menilai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Golkar Nusron Wahid salah paham jika menganggap PKB ingin mengunci Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) hanya berpusat pada Gerindra dan PKB.
Sebelumnya, Nusron mengatakan hal itu menanggapi Jazilul yang menyebut koalisi besar hanya sekadar wacana.
"Kalau Pak Nusron, sering salah paham," kata Jazilul ditemui sembar menuju mobilnya usai pertemuan Muhaimin Iskandar dan Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (20/5/2023).
Oleh sebab itu, PKB tidak menanggapi terlalu panjang pernyataan Nusron.
Apalagi, menurut Jazilul, pernyataan Nusron tak mewakili Partai Golkar.
"Itu bukan informasi resmi dari Golkar," jelasnya.
PKB tetap menunggu pernyataan resmi dari Partai Golkar, meski Nusron diketahui adalah Bapilu DPP Partai Golkar.
Jazilul kemudian dijelaskan oleh Kompas.com bahwa Nusron memiliki jabatan sebagai Ketua Bapilu Golkar.
Namun, Jazilul mengaku tak mengetahui posisi Nusron di Partai berlambang beringin itu.
Baca juga: Sindir Golkar yang Ngotot Tawarkan Airlangga, PKB: Belum Resmi Gabung, Masa Bicara Cawapres?
"Tapi, saya kurang tahu (posisi Nusron)," ujar Wakil Ketua MPR ini menyudahi wawancara.
Diberitakan sebelumnya, Nusron Wahid menilai PKB seolah mengunci diri untuk tidak bergabung ke koalisi besar yang diwacanakan Partai Golkar.
Hal ini disampaikannya ketika ditanya mengenai pernyataan Jazilul Fawaid bahwa koalisi besar hanya sebuah wacana.
"Nah itu kan maunya Pak Jazil seperti itu, dia seakan-akan ingin mengunci bahwa ini adalah hanya Gerindra dan PKB, yang lain (parpol) diminta bergabung," kata Nusron dalam acara Gaspol! Kompas.com yang ditayangkan Youtube, Jumat (19/5/2023).
Padahal menurut Nusron, koalisi besar rencananya terbentuk sebagai gabungan dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Baca juga: Beda Sikap dengan Elite PKB, Gerindra Ingin Koalisi Besar Bisa Diresmikan
Dalam arti, koalisi besar bukan lah KKIR yang diperbesar.
Nusron berpandangan, Jazilul tak bisa berpendapat demikian untuk membentuk koalisi besar.
"Kalau mau gabungan dua koalisi enggak, enggak bisa pakai narasi dan dalil seperti itu," ujarnya.
"Dalilnya adalah ini bangunan keluarga (analogikan KIB), ini bangunan keluarga (analogikan KKIR). Menjadi satu bangunan keluarga lagi. Jadi ada dua bangunan keluarga menjadi satu bangunan keluarga, bukan ini keluarga terbentuk, ada anggota keluarga baru. Tidak begitu," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.