Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mardiono Minta Sandi Masuk ke PPP Dulu, Baru Bicarakan Cawapres

Kompas.com - 16/05/2023, 17:20 WIB
Tatang Guritno,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono meminta Sandiaga Uno menjadi kadernya dulu sebelum membicarakan soal peluang menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo.

Dia mengatakan, pihaknya sulit untuk menjagokan figur tertentu jika bukan merupakan kader dari PPP.

“Dipastikan dulu, tergantung Pak Sandi apakah menyatakan dirinya mau bergabung menjadi kader PPP atau enggak. Kalau Pak Sandi sudah bertekad, ’Saya ingin menjadi kader PPP bersama-sama berjuang dengan PPP’, kan kemudian tahap berikutnya kita bicarakan soal itu (cawapres),” papar Mardiono pada Kompas.com, Selasa (16/5/2023).

Baca juga: Soal Kapan Sandiaga Bergabung, Waketum PPP: Dia Jawab Sabar Bro...

Ia menambahkan, proses penentuan cawapres Ganjar saat ini tak bisa ditentukan oleh PPP sendiri. Pasalnya, Ganjar didukung lebih dulu oleh PDI-P selaku partai yang menaunginya. 

Situasi itu menjadi berbeda dengan posisi PPP dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Sebab, dalam koalisi tersebut tak ada ketentuan untuk berembuk terkait pengusungan cawapres.

Adapun KIB terdiri dari PPP, Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN). Koalisi ini belum menyatakan dukungan terhadap bakal calon presiden tertentu.

“Sekarang kami sudah bekerja sama politik dengan PDI-P itu, kan dengan mencalonkan Pak Ganjar Pranowo. Nah kalau nanti kemudian bicara soal wakil, tentu bersama-sama dengan Ibu Mega, bersama dengan PDI-P,” ujar dia.

Baca juga: Pertanyakan Keseriusan Sandiaga Uno, PPP: Kirim Kode Warna Lain

Meski begitu, Mardiono mengaku tak meminta Sandiaga untuk terburu-buru menentukan langkah politiknya. Ia ingin mantan kader Partai Gerindra tersebut memikirkan matang-matang soal keputusan kepindahannya itu.

“Itu harus jangan buru-buru, kalau perlu istikharah (shalat sunah mohon ditunjukan pilihan yang benar) dulu, sehingga niatannya itu nawaitu betul,” imbuh dia.

Diketahui, Sandiaga mengatakan ingin kembali bertemu dengan Mardiono untuk menyamakan berbagai pandangan politik ke depan.

Ia menyatakan, selama ini kedekatan dengan PPP terus terjalin dalam berbagai kesempatan.

Hal itu tampak dalam setiap kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu ke berbagai pondok pesantren, maupun menemui para kiai dan ulama.

“Kita dalam beberapa bulan akan menghadap ke Pak Ketum untuk menanyakan proses selanjutnya seperti apa,” ucap Sandiaga dalam keterangannya, Senin (15/5/2023).

Baca juga: PPP Sambut Baik jika PAN Akhirnya Dukung Ganjar Capres

Sebelumnya, keseriusan Sandiaga untuk bergabung dengan PPP sempat dipertanyakan sebab Sandiaga menggoda partai lain.

 

Juru Bicara PPP Achmad Baidowi atau Awiek menyindir Sandiaga terkait kode warna partai lain.

Pernyataan Awiek itu terkait kedekatan Sandiaga dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pasalnya, Sandiaga sempat mengatakan bahwa hatinya mengarah ke warna oranye, yang juga merupakan warna utama dari PKS. 

"Saya lihat di sini banyak oranye, hati saya juga ke oranye," ucap Sandi saat mengisi Dialog Interaktif Ekonomi Kreatif bertajuk ‘Kreativitas Santri Milenial Hadapi Digitalisasi’, Minggu (7/5/2023), di Balai Penyuluhan Keluarga Berencana, Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Nasional
Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Nasional
Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Nasional
 Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Nasional
Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Nasional
Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Nasional
Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Nasional
Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Nasional
Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

Nasional
Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Nasional
Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Nasional
Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com