Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Jokowi yang Mau Bikin Bandara Baru di Buleleng, Megawati: Saya Protes Nomor Satu !

Kompas.com - 05/05/2023, 19:17 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menceritakan momen dirinya tak sependapat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal pembangunan bandara di Buleleng, Bali.

Saat itu, Megawati mengaku menjadi pihak pertama yang akan menolak pembangunan bandara tersebut.

"Masa yang namanya dibegitukan orang asing kita mau terima hanya karena mau menjadikan Bali sebuah daerah pariwisata. Saya bilang sama Presiden, Bapak jangan macam-macam lho sama Bali, saya seperempat Bali,” kata Megawati saat menjadi pembicara dalam seminar konsep pembangunan Bali 100 tahun ke depan, di Badung, Bali, Jumat (5/5/2023).

Baca juga: Megawati Minta Pembangunan Bali 100 Tahun Ke Depan Tetap Mengedepankan Lahan Subur

“Ketika mau dibuat yang namanya bandara lagi di Buleleng, saya ngomong sama beliau, ndak, ini warga negara Bali saya bilang. Kalau Bapak mau bikin, saya akan protes nomor satu," tambah dia.

Megawati berpendapat, pembangunan bandara baru di Bali justru hanya menguntungkan masyarakat kelas menengah ke atas, bukan bagi masyarakat Bali.

Syukurlah, ucap Megawati, Presiden Jokowi akhirnya sepaham dengan pandangannya. Pembangunan bandara di Buleleng pun tak jadi dilakukan.

Baca juga: Gubernur Bali Pastikan Israel Tak Ikut Serta ANOC World Beach Games 2023

Megawati mengaku melakukan pendekatan komunikasi untuk menolak pembangunan bandara itu.

Tak hanya dengan Jokowi, Megawati mengaku juga berhadapan dengan empat menteri untuk meyakinkan penolakan terhadap pembangunan bandara.

“Betul, saya dihadapkan empat menteri untuk meyakinkan, saya bilang, no (pembangunan bandara). Itu yang saya bilang dari darah Bali Buleleng itu sekali bilang no, no, saya bilang enggak," ujarnya.

"Pak Jokowi bilang, 'Aduh, ibu kalau sudah punya mau'. Lagi mau saya bukan buat saya lho, buat rakyat Bali. Bayangkan kalau kalian hanya pikirkan, oh buat pariwisata,” cerita Megawati.

Megawati beralasan tidak ingin Bali berubah seperti Hawaii dari sisi budaya dan kearifan lokal.

Menurutnya, di Hawaii, seluruhnya hanya bersifat komersil dan menguntungkan pihak tertentu saja.

“Datangkan orang berjuta-juta, ini saya bilang kalau mau jadi Gubernur (Bali) seperti itu, saya bilang ndak. Pikir deh," pungkas Ketum PDI-P itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com