JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menegaskan temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait rekening pelaku penembakan kantor MUI, Mustopa NR (60) harus ditelusuri.
Temuan mutasi di rekening senilai Rp 800 juta yang dikemukakan PPATK dinilai janggal karena Mustopa diketahui hanya berprofesi sebagai seorang petani.
Menurut pria yang akrab disapa Buya Anwar ini, aparat penegak hukum harus menelusuri tidak hanya dari transaksi yang dilakukan pelaku, tetapi juga terkait latar belakang keluarga dan orang-orang terdekatnya.
"Semuanya diust, keluarganya ditelusuri, kemudian harta kekayaannya ditelusuri, kemudian (penyebab) kematiannya ditelusuri supaya dapat gambaran yang utuh," ujar Anwar saat dihubungi melalui telepon, Kamis (4/5/2023).
Baca juga: PPATK Sebut Mutasi Rekening Penembak Kantor MUI Rp 800 Juta, Tak Sesuai Profil sebagai Petani
Anwar mengatakan, PPATK juga harus memberikan penjelasan yang lebih gamblang terkait mutasi besar yang dilakukan oleh Mustopa.
Karena beredar kabar dua anak Mustopa menjadi pekerja migran di Korea dan Taiwan yang kemungkinan menjadi sumber kekayaannya.
Begitu juga pihak aparat penegak hukum dalam hal ini aparat kepolisian.
"Katanya anaknya kerja jadi petani di Hongkong atau di mana, dua orang. Tapi PPATK bisa melacak itu dari mana datang uangnya kan," imbuh dia.
"Jadi menurut saya ya, pihak terkait kasus pidana ya segala hal terkait harus ditelusuri. Itu harus ditelusuri oleh polisi," sambug Anwar.
Baca juga: Wapres Minta Masyarakat Lebih Waspada Usai Insiden Penembakan di Kantor MUI
Sebelumnya, PPATK menemukan mutasi rekening Mustopa mencapai Rp 800 juta terhitung sejak 2021.
Ketua Kelompok Hubungan Masyarakat (Humas) PPATK, M Natsir Kongah mengatakan jumlah mutasi tersebut tidak sesuai dengan profil Mustopa yang berprofesi sebagai petani.
Hal ini merujuk pada catatan yang tersedia.
“Dari record yang ada, tidak (tidak sesuai profil),” ujar Natsir.
Namun, Natsir enggan membeberkan lebih lanjut apakah PPATK telah menemukan sumber mutasi uang Rp 800 juta Mustopa NR, termasuk apakah bersumber dari transfer orang lain atau setor tunai sendiri.
Menurut Natsir, pihaknya saat ini masih terus mengulik rekening ganjil pelaku penembakan tersebut.