Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Diminta Jelaskan Penyebab Tewasnya Pelaku Penembakan Kantor MUI

Kompas.com - 03/05/2023, 21:40 WIB
Singgih Wiryono,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas minta agar polisi menjelaskan penyebab kematian pelaku penembakan di Kantor MUI Pusat yang terjadi Selasa (2/5/2023) kemarin.

Dia mengatakan, apabila polisi tidak menjelaskan sebab kematian, akan timbul spekulasi di tengah-tengah masyarakat terkait penyebab kematian pelaku.

"Saya yakin dan percaya polisi akan menjelaskan itu, saya percaya ya. Sebab kalau polisi tidak menjelaskan sebab-sebab kematiannya, masyarakat akan bertanya-tanya," kata Anwar saat ditemui di Kantor PP Muhammadiyah, Rabu (3/5/2023).

Baca juga: Cara MUI Lawan Aksi Teror, Tetap Beraktivitas Normal Pasca Insiden Penembakan

Penjelasan itu penting, kata Anwar, karena saat diamankan oleh petugas MUI pelaku masih hidup.

Kematian pelaku baru diketahui ketika pelaku dibawa oleh aparat kepolisian ke Puskesmas Menteng.

"Kalau menurut saya, pemerintah jangan sampai tidak menjelaskan. Karena ketika dibekuk oleh petugas di MUI kan masih hidup. Itu menjadi tanda tanya di tengah-tengah masyarakat, itu perlu dicari oleh polisi apa penyebab kematiannya," ucap dia.

Adapun polisi tengah menyelidiki penyebab kematian pelaku penembakan bernama Mustopa (60) di Rumah sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Baca juga: Kantor MUI Pusat Kembali Aktif Pasca Peristiwa Penembakan

Kepala Rumah Sakit (RS) Polri Brigjen Pol Hariyanto mengatakan, polisi telah melakukan pemeriksaan tambahan berupa uji patologi anatomi pada organ dasar termasuk jantung dan paru.

"Kemarin kami mengambil sampel organ dalam berupa jantung dan paru untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium patologi anatomi rumah sakit," ujar Hariyanto di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (3/5/2023).

Pengambilan sampel jantung dan paru dilakukan karena itu adalah dua dari tiga organ dalam yang bisa menjelaskan penyebab kematian seseorang.

"Jadi, nanti hasil pemeriksaan patologi anatomi yang akan menjawab bahwa penyebab kematian yang sebenarnya dari yang bersangkutan kenapa," imbuh dia.

Baca juga: Mustopa Ancam Bunuh Petugas Keamanan Kantor MUI Sebelum Lakukan Penembakan

Hariyanto mengatakan, riwayat penyakit asma yang diderita bisa saja menjadi penyebab Mustopa tewas. Penyakitnya diketahui setelah ditemukan obat asma dalam tas milik Mustopa.

"Jadi, dari patologi anatomi, sebenarnya asma yang bisa membunuh. Pengaruhnya ke jantung dan lain sebagainya," kata dia.

Pasalnya, jenazah Mustopa dalam kondisi fisik yang bagus. Tak ada luka maupun memar yang tampak pada bagian luar tubuhnya.

Namun, pihak rumah sakit belum bisa menyimpulkan Mustopa tewas karena penyakit asma.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com