Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andreas Lucky Lukwira
Penggiat @Naikumum dan Pengamat Bus

Penggiat @Naikumum dan Pengamat Bus

Perlunya "Contraflow" Khusus Bus Saat "One Way" Arus Balik Lebaran

Kompas.com - 24/04/2023, 10:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ARUS mudik 2023 berhasil dilalui dengan baik oleh masyarakat Indonesia, termasuk dalam sektor perhubungan darat menggunakan bus.

Kisah sengsara pemudik yang terlantar di terminal relatif tidak banyak terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya, meski tetap saya menemukan keluhan adanya bus gangguan teknis yang menyebabkan penumpang harus dioper ke bus pengganti.

Dan yang patut disyukuri adalah tidak adanya kisah pilu dari kecelakaan bus pemudik. Ini tentunya menjadi harapan semua pihak untuk terus terjadi di arus balik.

Namun lancarnya arus mudik menggunakan bus tidak lepas dari panjangnya jeda mulainya cuti bersama dengan Hari Raya Idul Fitri, yakni 3-4 hari sebelumnya. Sehingga puncak arus mudik "terpecah" sejak Selasa sore sampai Jumat pagi.

Menjadi sedikit catatan adalah penerapan One Way yang diterapkan di tol Transjawa di mana kebijakan ini memang memberi kelancaran bagi pemudik di satu sisi, namun menyulitkan bagi bus yang kembali ke barat (Jakarta dan Bandung) untuk menjemput pemudik sesuai jadwal.

Meski tidak separah tahun-tahun sebelumnya, kedatangan bus dari timur sempat terhambat karena harus melintasi jalur pantura (arteri).

Sebagai contoh, pada Rabu 19 April 2023, bus dari Purwodadi yang biasanya masuk Jakarta dini hari, terlihat baru melintas JORR arah Jakarta lepas tengah hari.

Sementara bus-bus tersebut sudah terjadwal berangkat kembali siang dan sore itu juga. Belum lagi bus dari Jatim seperti Malang, Ponorogo dan lainnya yang pada siang hari masih "berjuang" menembus Jakarta.

Kondisi ini tentunya kurang baik. Selain bisa menyebabkan keberangkatan pemudik (minggu depan pebalik) terlambat, secara teknis bus dan awaknya kurang istirahat.

Pendeknya jeda waktu kedatangan bus dengan keberangkatan kembalinya tentunya menyebabkan pengecekan mesin dan fitur lain dalam bus tidak optimal.

Pendeknya jeda tersebut juga menyebabkan kru kurang beristirahat. Jika biasanya sejak subuh bisa istirahat hingga menjelang tengah hari, maka jika melihat kedatangan bus dari Purwodadi tadi bisa jadi waktu istirahat hanya 1-2 jam.

Untuk kernet bisa jadi lebih sempit karena dipotong waktunya bertugas membersihkan bus. Belum lagi untuk bus dari Jatim yang hingga lewat tengah hari belum menembus Jakarta, sedangkan jadwal mereka berangkat siang hari tersebut.

Kondisi ini tentunya menambah risiko kecelakaan karena faktor kelelahan kru.

Untuk mengatasi hal tersebut, sebenarnya bisa dibantu oleh regulator (Korlantas, Kemhub, BPJT) dan operator tol untuk memberikan 1 lajur contraflow ketika one way arus balik diberlakukan khusus untuk bus AKAP.

Hal ini sangat membantu kru bus maupun penumpang bus agar pelayanan bus optimal. Waktu tempuh bus tidak terlalu berlipat ganda dibandingkan jika harus melewati Pantura (arteri).

Jeda yang cukup antara kedatangan bus dengan keberangkatan kembalinya bisa dimanfaatkan secara optimal untuk pengecekan teknis kendaraan.

Kru pun memiliki waktu istirahat yang cukup untuk memulihkan kondisi fisik mereka sebelum membawa pebalik kembali menuju kota perantauan mereka.

Lebih lagi, para penumpang arus balik tidak sampai mengalami keterlambatan berangkat kembali ke kota tujuan.

Semoga arus balik selancar arus mudik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com