Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasto: Bandul Politik Akan Bergerak Setelah Ditetapkan Capres dari PDI-P

Kompas.com - 18/04/2023, 22:12 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto yakin, langkah partai politik dalam penjajakan koalisi besar mulai terlihat setelah pengumuman calon presiden (capres) PDI-P oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Hal ini disampaikannya ketika dimintai tanggapan atas pernyataan Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang yakin penentuan capres dan cawapres tak akan menjadi penghalang terbentuknya koalisi besar.

"Ya kalau kita lihat secara empiris, semua bandul politik itu akan bergerak setelah nanti ditetapkan capres dari PDI-P," kata Hasto ditemui awak media di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (18/4/2023).

Baca juga: Sekjen PDI-P: Setelah Lebaran Itu Momentum yang Baik untuk Penjajakan Kerja Sama Politik

Hasto kemudian bercerita bagaimana hal serupa terjadi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019.

Saat itu, kata Hasto, partai partai politik langsung berkonsolidasi setelah PDI-P menyatakan mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres pada dua Pilpres tersebut.

"Dulu ketika Bu Mega menetapkan Pak Jokowi, langsung terjadi konsolidasi dari partai-partai. Maka itu pun kami yakini juga akan terjadi (pada Pilpres 2024)," ujar dia.

Namun, dia sekali lagi mengaku tak tahu siapa kader PDI-P yang akan diusung Megawati sebagai capres kali ini.

Hasto meminta semua pihak bersabar menunggu pengumuman dari Megawati.

"Kapan dan siapa yang akan diumumkan oleh Ibu Megawati, mohon bersabar," kata dia.

Lebih jauh, Hasto menyebut bahwa PDI-P akan melakukan penjajakan kerja sama politik dengan partai lain setelah Lebaran.

Baca juga: Sekjen PDI-P Sebut Megawati Tak Gelar Open House Lebaran Tahun Ini

Hasto tak ingin, hal terkait Pilpres justru dibahas pada momen halal bihalal saat Lebaran.

"Jadi kita ingin pisahkan hal-hal yang terkait dengan Pilpres, nanti ada waktunya tersendiri. Sehingga jangan dicampuradukkan halal bihalal dengan momentum politik terkait dengan Pilpres," ujar dia.

"Itu tidak boleh, kurang elok jika dicampuradukkan," ujar dia.

Adapun PDI-P menyambut baik wacana pembentukan koalisi besar yang rencananya menggabungkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Namun demikian, Hasto meyakini, konsolidasi di antara partai-partai yang menggagas kerja sama tersebut baru akan terjadi setelah PDI-P mengumumkan capres.

“Dalam konteks komunikasi politik yang dilakukan gagasan kerja sama besar itu sangat bagus, itu positif. Tetapi, konsolidasi dari kerja sama itu akan terjadi setelah nanti diumumkan siapa capresnya, termasuk dari PDI Perjuangan,” kata Hasto dikutip dari Kompas TV, Senin (17/4/2023).

Baca juga: Hasto Ungkap PDI-P Bertemu Golkar-Gerindra, Bahas Persoalan Sistem Pemilu

Hasto pun tak menjawab tegas ketika ditanya apakah PDI-P akan turut bergabung bersama koalisi besar tersebut.

Dia hanya mengatakan, PDI-P terus menjalin komunikasi dengan parpol-parpol lain. Namun demikian, pertemuan itu umumnya digelar secara tertutup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com