Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakal Pindah Ke PPP, Sandiaga Butuh Kendaraan Politik Karena Tertutup Peluang Pilpres di Gerindra

Kompas.com - 15/04/2023, 07:25 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo menyebutkan, Sandiaga Uno memiliki pertimbangan politik sehingga ingin keluar dari Gerindra dan berpindah ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Salah satunya kendaraan menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di mana Sandiaga digadang sebagai calon wakil presiden (cawapres).

"Dia (Sandiaga) butuh kendaraan politik, karena di Partai Gerindra kan posisi Mas Sandiaga Uno sudah dalam posisi ya sudah enggak bisa jadi apa-apa," kata Ari ditemui di kantor Para Syndicate, Jakarta, Jumat (14/4/2023).

"Karena, memang capresnya hasil dari kongres Partai Gerindra ya Pak Prabowo dan bukan tokoh lain," lanjutnya.

Baca juga: Prediksi Pengamat, Gerindra Kehilangan Sumber Logistik Jelang 2024 jika Lepas Sandiaga ke PPP

Akan tetapi, Ari mengungkapkan bahwa Sandiaga berpeluang tidak hanya untuk Pilpres jika melalui PPP.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu juga berpeluang menjadi kandidat ketua umum PPP selanjutnya.

"Karena nanti kan persaingan antara kelompoknya Suharso dan Mardiono seperti apa, lalu muncul tokoh ketiga sebagai alternatif nanti bisa muncul sebagai ketua umum," jelasnya.

Baca juga: Sandiaga Dinilai Punya Peluang Besar Maju di Pilpres 2024 jika Pindah ke PPP

Terkait hitung-hitungan untuk Pilpres, lanjut Ari, Sandiaga bisa saja dipasangkan dengan Gubernur Jawa Tengah sekaligus kader PDI-P Ganjar Pranowo.

Adapun duet Ganjar-Sandi dinilai berpeluang besar ikut kontestasi Pilpres 2024. Duet ini, kata Ari, berhadapan dengan pesaing lainnya yakni Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan.

"Tapi peluang yang menarik sebenarnya juga dengan Ganjar. Ketika memang misalnya nanti ketika koalisi besar itu terbentuk, kemungkinan kalau KIB, KIR itu bersatu, PPP keluar (koalisi besar) lalu gabung dengan PDI-P. Kemudian terbentuklah Ganjar-Sandi," pungkas Ari.

Baca juga: PPP Tak Yakin Sandi Bisa Jadi Cawapres Anies

Sebelumnya, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan bahwa Sandiaga Uno telah berpamitan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Adapun isu kepindahan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu ke PPP pun terus menguat hingga saat ini.

"Jadi yang pertama begini, bahwa Pak Sandi itu sudah pamit pada waktu itu kepada Pak Prabowo," ujar Dasco saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (10/4/2023).

Dasco turut mengungkapkan pesan Prabowo kepada Sandi yang pamit dari Gerindra itu.

Menurutnya, Prabowo meminta kepada Sandi agar mempertimbangkan keputusannya itu secara matang.

"Pak Prabowo menyampaikan untuk kebaikan Sandi, apakah itu sudah dipertimbangkan matang-matang, sudah dipikiran masak-masak. Sebaiknya Pak Sandi memikirkan ulang untuk kebaikan dia ke depan," tuturnya.

Dasco menjelaskan, setelah pertemuan itu, Prabowo dan Sandi belum berkomunikasi lagi. Dirinya menekankan keputusan pergi dari Partai Gerindra berpulang kepada Sandi sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com