Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BIN Terkesan "Endorse" Prabowo, Pengamat: Manuver Jelang Pemilu 2024

Kompas.com - 25/03/2023, 16:59 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam menilai, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan memiliki kecenderungan mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Hal ini menanggapi pernyataan Budi Gunawan terhadap Prabowo Subianto saat peresmian Papua Youth Creative Hub di Jayapura, Papua, Selasa (21/3/2023).

"Budi Gunawan mencoba bermanuver menjelang Pemilu 2024 mendatang. Statemen Budi Gunawan itu mengindikasikan adanya kecenderungan untuk mendukung Prabowo sebagai simbol keberlanjutan pemerintahan Jokowi," kata Ahmad kepada Kompas.com, Sabtu (25/3/2023).

Baca juga: Profil Budi Gunawan, Kepala BIN Eks Ajudan Megawati yang Kirim Sinyal Dukungan buat Prabowo

Menurut Ahmad, pernyataan Budi Gunawan adalah sikap pendahuluan (bridging) menuju terbentuknya koalisi antara dua partai politik, yakni PDI Perjuangan dan Partai Gerindra, jika Budi Gunawan dibaca sebagai orang dekat Megawati Soekarnoputri.

Diketahui, Budi Gunawan merupakan mantan ajudan Ketua Umum PDIP itu saat masih menjabat sebagai Presiden kelima RI.

"Jika demikian, maka potensi Prabowo-Puan (sebagai capres dan cawapres) semakin terbuka," tutur Ahmad.

Namun kata Ahmad, jika pernyataan Budi sebagai sikap pribadi yang tidak selaras dengan agenda kepentingan Megawati, maka hal itu mengindikasikan adanya pergeseran dari lingkar dekat Megawati ke potensi pemenang lain yang didukung oleh Presiden Jokowi.

Baca juga: Budi Gunawan Diingatkan Berhati-hati, Jangan Sampai BIN Dicurigai Beri Dukungan ke Prabowo

Di sisi lain terlepas dari manuver itu, Ahmad menilai tidak seharusnya Budi bermain politik.

Pasalnya, demokrasi yang sehat menghendaki netralitas dan independensi lembaga-lembaga negara seperti BIN, TNI, Polri, kejaksaan, KPK, ASN, hingga Peradilan.

"Jika belakangan ada elemen-elemen lembaga negara yang terpolitisasi secara terbuka, itu mengindikasikan adanya pembiaran oleh kekuasaan, yang justru akan merapuhkan pilar-pilar demokrasi," ucap Ahmad.

Oleh karena itu lanjut Ahmad, sikap politik Jokowi tidak seharusnya diterjemahkan oleh lingkaran kekuasaan sebagai sikap lembaga kepresidenan yang boleh memobilisasi kekuatan negara.

Dia beranggapan, negara harus netral dan independen. Jika praktik semacam itu dibiarkan atau bahkan presiden sendiri mendiamkan proses itu terjadi, maka itu merupakan wujud kemunduran demokrasi Indonesia yang sangat nyata.

Baca juga: Imbas Sinyal Dukungan Budi Gunawan, BIN Bisa Dicurigai Dukung Pemenangan Prabowo

"Jokowi boleh memihak. Tapi lembaga kepresidenan dan lembaga negara haram hukumnya melakukan keberpihakan politik. Itulah rumus demokrasi yang substantif," jelas Ahmad.

Sebagai informasi, Kepala BIN Budi Gunawan sempat menyampaikan pernyataan yang terkesan "mengendorse" Prabowo di acara peresmian Papua Youth Creative Hub di Jayapura, Papua, Selasa (21/3/2023).

Kegiatan tersebut memang dihadiri oleh sejumlah pejabat seperti Presiden Jokowi hingga Prabowo yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com