Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketum PBNU Tak Masalah Timnas Israel Ikut Piala Dunia U-20: Belum Tentu Palestina Rugi

Kompas.com - 24/03/2023, 13:38 WIB
Ardito Ramadhan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menilai, tidak ada yang salah dari keikutsertaan tim nasional Israel dalam Piala Dunia FIFA U-20 yang akan digelar di Indonesia.

"Menurut saya sih enggak masalah, belum tentu Palestina rugi kok. Sekarang kalau Israel datang ke sini, apakah Palestina rugi? Enggak juga," kata Yahya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/3/2023).

Yahya berpandangan, upaya membela Palestina hendaknya tidak hanya dilakukan dengan meneriakkan protes, tetapi juga memikirkan langkah tindak lanjut dan solusi atas persoalan yang terjadi di Palestina.

Baca juga: Bertemu Jokowi, Dubes Palestina Tak Bahas Partisipasi Israel di Piala Dunia U-20

Menurut Yahya, satu hal yang bisa dilakukan adalah memperkuat posisi Indonesia di dalam platform internasional dan multilateral yang menurut dia merupakan mandat proklamasi.

Ia pun menegaskan, Indonesia juga tidak semestinya berpikir secara parsial demi kepentingan kelompok atau negara tertentu di dunia.

"Tapi berangkat dari kepentingan semuanya, kita harus posisikan Indonesia ini memposisikan diri sebagai bagian dari platform internasional dan multilateral yang ada itu yang merupakan wujud dari kepentingan bersama," kata Yahya.

Baca juga: Palestina Tak Tolak Timnas Israel, Dubes: Saya Yakin Dukungan Indonesia Tak Akan Pernah Berubah

Dalam konteks keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20, Yahya menilai penolakan terhadap Israel tidak ada gunanya bila tidak diikuti langkah lanjutan.

"Tapi kalau kita kembangkan positioning Indonesia melalui FIFA ini sehingga kita betul-betul mempunyai posisi moral yang meningkat untuk terus mengartikulasikan arah dari solusi masalah Palestina, itu saya kira lebih konstruktif daripada sekadar protes, tidur, protes, tidur, enggak ada gunanya," ujar dia.

Kendati demikian, ia mengaku tidak membicarakan isu penolakan terhadap timnas Israel saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan.

"Enggak juga (membahas kedatangan Israel, itu sih pandangan kami ya," kata Yahya.

Baca juga: Pemerintah RI Isyaratkan Timnas Israel Boleh Ikut Piala Dunia U-20

Meski mendapat penolakan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta beragam ormas Islam dan organisasi non-pemerintah dalam negeri, Pemerintah Indonesia akan tetap mengizinkan tim nasional Israel datang dan berpartisipasi dalam Piala Dunia U-20.

Keputusan Pemerintah itu tersirat dari pernyataan pelaksana tugas Menteri Pemuda dan Olahraga Muhadjir Effendy yang disampaikan dalam rapat kerja Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat yang berlangsung di kompleks parlemen di Jakarta, Senin (20/3).

Muhadjir menjelaskan, pemerintah sedang mengkaji dan mempelajari partisiasi tim nasional Israel, namun secara tersirat menyatakan pemerintah tetap akan membolehkan kehadiran tim tersebut.

"Hanya memang kita juga sudah berkomitmen untuk menjadi penyelenggara, ketempatan event itu. Saya kira kita juga sepakat event ini sangat strategis untuk mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia," kata Muhadjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com