Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Ingatkan Ada yang Kumpulkan Uang dengan Berbagai Cara: Bisa Kena KPK!

Kompas.com - 19/03/2023, 17:33 WIB
Syakirun Ni'am,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri mengaku mengetahui keberadaan orang-orang yang mengumpulkan uang dengan berbagai cara.

Meski demikian, Mega mengaku tetap diam karena ingin melihat akibat perbuatan orang-orang yang menumpuk harta itu.

Menurut Mega, orang-orang yang mengumpulkan uang itu bisa ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Sekarang orang yang mau jadi (pejabat) banyak ngumpulin uang dengan jalan segala macem. Ibu tahu apa enggak tahu? Kenapa kok ibu diem?" kata Mega saya memberikan arahan dalam acara peringatan HUT Undang-Undang Desa ke 9 di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Minggu (19/3/2023).

"Saya kepingin lihat akhiran orang ini apa, nanti paling tidak bisa kena tiga huruf tahu enggak? Apa itu? Lah iya KPK," tambahnya.

Baca juga: Megawati, Luhut, hingga Budiman Sudjatmiko Hadiri Peringatan UU Desa di GBK

Mega meminta orang-orang tersebut berhati-hati. Ia telah menyampaikan peringatan secara terbuka.

Ia mengaku mengetahui yang akan dilakukan oleh orang-orang tersebut. Sebab, ia memiliki sejumlah informan.

"Diam-diam banyak yang menyayangi saya loh, mau loh jadi mata saya," ujar Mega.

Pada kesempatan tersebut, Mega mendengar penuturan salah satu petinggi organisasi Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) yang menyebut kepala desa kerap dipandang korup daripada pejabat lainnya.

Baca juga: Megawati, Luhut, hingga Budiman Sudjatmiko Hadiri Peringatan UU Desa di GBK

Mega kemudian mengungkapkan, dirinya kerap blusukan dan mendengarkan penuturan masyarakat mengenai pemilihan kepala desa.

Menurut dia, masyarakat mengungkapkan sosok calon pilihan mereka kereap tidak terpilih karena ada calon lain yang memiliki harta lebih banyak. 

"Orang-orang pada bilang, tapi Bu, ada 3 calon, terus, padahal kita senangnya Pak A, terus, iya tapi yang Pak C itu wah bandanya (hartanya) wokeh (banyak) Bu. Hayo jangan bohong loh. Itu fakta lapangan loh saya tahu loh," ujar Mega.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com