Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB Bisa Tinggalkan Gerindra dan Berpaling ke PDI-P, Kenapa?

Kompas.com - 17/03/2023, 13:17 WIB
Tatang Guritno,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor menilai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bisa hengkang dari Gerindra, dan memilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Menurut dia, hal itu bisa terjadi karena dua alasan. Pertama, Gerindra tak kunjung memberikan kepastian untuk Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden (cawapres).

“Kalau dia (Gerindra) masih ngotot seperti sekarang posisinya, dia akan kehilangan PKB,” ujar Firman dihubungi Kompas.com, Jumat (17/3/2023).

Alasan kedua, lanjut dia, ketika PDI-P resmi mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres).

Baca juga: Soal Koalisi di Pilpres 2024, Yusril Ihza: Semua Akan Ditentukan PDI-P

Firman mengatakan, PKB sangat mungkin tertarik untuk memberi dukungan, dan bergabung dengan koalisi pengusung Ganjar.

Sebab, PKB punya hubungan baik selama ini dengan PDI-P.

“Hubungannya kan tidak ada masalah sebetulnya di antara PKB dengan Ganjar. Tidak ada problem. Koalisi dengan PDI-P sudah biasa,” ucap Firman.

Namun, dalam pandangan Firman, PKB akan melakukan manuver politik di masa-masa akhir.

Baca juga: Cak Imin Ancam Koalisi Gerindra-PKB Bubar Jika Prabowo Duet dengan Ganjar

Ia menduga, PKB masih akan terus bersama Gerindra untuk sementara waktu guna terus mendorong Muhaimin mendapatkan kursi bakal RI-2.

Tapi, jika negosiasi tidak menemukan jalan keluar, PKB dianggap tak punya beban untuk berpaling.

“PKB akan nothing to lose masuk ke koalisi Ganjar. Kalau dia (Gerindra) tetap bertahan (tak memilih Muhaimin sebagai cawapres), itu berarti Gerindra kekurangan suara,” imbuh dia.

Baca juga: Kekeh Jadi Capres pada 2024, Cak Imin: Dosa dan Haram kalau Saya Enggak Percaya Diri

Diketahui, Koalisi Gerindra-PKB belum menemukan kesepakatan pengusungan capres-cawapres hingga saat ini.

Penentuan itu diserahkan pada Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, dan Muhaimin sebagai Ketua Umum PKB.

Belakangan, PKB nampak telah menurunkan keinginannya mengusung Muhaimin sebagai capres, dan lebih ingin mendorongnya sebagai cawapres.

Tetapi, Prabowo dan Gerindra tak kunjung memberikan jawaban atas dorongan tersebut.


Terbaru, muncul wacana untuk memasangkan Prabowo dengan Ganjar pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menyampaikan kemungkinan untuk mendukung Prabowo-Ganjar, namun dengan syarat mutlak, Prabowo sebagai capres.

Terbaru, Muhaimin mengancam akan hengkang jika wacana itu direalisasikan.

"Ya berarti koalisinya bubar dong, ya toh?" sebutnya di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Kamis (16/3/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com